Niat Jahat

102 25 40
                                    

"Sebaliknya, jika Surakarta mempertemukan, kini Yogyakarta memisahkan. Dia memilih bersanding dengan yang lain, bukan aku yang menemukannya lebih dulu."

Zerenna Gabriella Elizabeth

🥀🥀🥀

Restoran Sudi Mampir, namanya. Tempat ini menjadi booming setelah menjadi saksi bisu adegan yang cukup mengharukan dari kedua insan yang akan bersatu dalam sebuah ikatan suci. Beritanya menyebar kemana-mana hingga masuk media setempat, termasuk sampai ke telinga Zerenna Gabriella Elizabeth.

Pria dengan tinggi 180 cm itu tengah berjalan menyusuri koridor rumah sakit, dengan snelly kebanggannya. Seperti biasa ia selalu menyapa setiap orang yang berpapasan dengan dirinya. Tak sedikit dari mereka mengucapkan selamat untuknya.

Ruangan Gardenia menjadi tujuannya kali ini, begitu ia masuk ke dalam langsung disambut dengan senyuman seorang bocah perempuan yang berusia kisaran lima tahun. Wajahnya begitu berseri-seri dan tampak menggemaskan meskipun pucat.

"Pak Dokter, Erryn kangen banget ama Pak Dokter." Bak seorang ayah, Firman langsung memeluk anak itu dengan penuh kasih sayang, membelai lembut surai hitam Erryn.

Athahya Verryni nama lengkapnya, ia adalah anak yatim piatu yang tidak disengaja ditabrak oleh Firman beberapa hari yang lalu.

"Pak Dokter juga kangen banget sama Dek Erryn. Maaf, 'ya, Pak Dokter tidak sempat menemuimu semalam."

Anak itu mengangguk, lalu atensinya tertuju pada selembar kertas di atas nakas. "Pak Dokter, tolong ambilkan gambar itu."

Begitu melihat gambar buatan Erryn, Firman sumringah. "Wah, Masya Allah, ini lucu sekali, Dek. Ini gambar siapa, 'ya?" Gambar seorang laki-laki dengan jas putihnya, tak lupa stetoskop yang dikalungkan di leher menjadi ciri khasnya.

"Gambar Pak Dokter. Bagus, 'kan?"

"Bagus sekali, Dek. Ini boleh, 'kan, buat Pak Dokter?" Tanyanya.

"Boleh dong, Pak Doktel."

"Dek Erryn, nanti kalau sudah sembuh mau ikut Pak Dokter ke rumah, mau?"

Dengan semangat, Erryn mengangguk. "Mau, Pak Dokter!"

"Tapi syaratnya Dek Erryn harus sembuh dulu, 'ya. Oke?"

"Siap, Pak Dokter!"

"Anak pintar." Lagi, ia membelai lembut surai hitam nan panjang yang sengaja terurai begitu saja.

Seusai dari ruangan Erryn, Firman dikejutkan dengan Reyhan yang memberinya kejutan.

"Cie, cieee, yang bentar lagi dipanggil Pak Su, gimana Pak rasanya? Apakah jantung Bapak nge-jj?" Cibir Reyhan.

"Nggak nyangka bisa romantis begitu, Pak, tipsnya dong." Timpalnya seraya menyanggah janggutnya dengan tangan kiri.

"Percaya atau tidak, saya juga belajar semuanya dadakan,"

"Tapi kayak udah profesional banget loh, Pak, romantis banget tau nggak! Meleleh saya,"

Tiba-tiba, seorang pria menghampiri mereka berdua yang tengah asik mengobrol di ruangan. "Udah dong, Rey, kasian tuh Pak Firman pipinya ampe merah kayak disentot tawon."

"Eh? Iya, 'ya?" Reyhan tertawa kala melihat wajah Firman yang memerah akibat ulahnya.

🌹🌹🌹

Sebuah ponsel terjun bebas dari ketinggian membuat benda pipih itu sudah tak berbentuk lagi, itu karena seorang wanita sengaja melemparkannya dengan penuh amarah yang membakar sanubarinya.

Luka Yang Terobati  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang