Tertembak

96 17 57
                                    

Di part ini terdapat adegan kekerasan, harap bijak memilih bacaan.

***

"Bukannya tidak mau menerima orang baru, tetapi takut jika akan terluka untuk yang kedua kalinya hanya karena warna yang sama."

Nursiyah Abimanyu

🥀🥀🥀

"Oke, oke, gue akan bantu Lo ketemu Firman lagi. Tapi dengan satu syarat." Diga menunjukkan jari telunjuknya di hadapan David dan menatapnya intens.

"Apa itu?"

"Gue tau kalau Lo juga tau tentang peristiwa pembunuhan Alena. Mungkin,  Lo juga terlibat dalam peristiwa itu," ucap Diga dengan tenang. Sementara itu, David tersentak, kedua netranya membulat dengan sempurna. Keringat dingin mulai bermunculan di area wajahnya.

Melihat reaksi lawan bicaranya, Diga terkekeh. "Oh, bener, 'ya?"

"Jadi, bisa tolong jelaskan semuanya pada saya, Tuan David Erlangga Wicaksono?"

David terdiam. Setelah apa yang telah terjadi, Rena justru menjebak dan menjerumuskannya ke dalam jeruji besi Mungkin, inilah saat yang tepat untuk membuka topeng Rena.

"Bagaimana?" tanya Diga sekali lagi.

"Ya, gue emang terlibat dalam peristiwa kelam itu dan gue juga tau benar siapa dalang yang sebenarnya,"

"Bukan Mawar, tapi Rena. Dialah yang sebenarnya harus dihukum. Mawar hanyalah korban yang dikambing hitamkan oleh wanita licik itu."

23 April 2022

Malam itu, malam yang mencekam bagi seluruh lapisan manusia. Hujan disertai angin kencang mengguyur sebagian wilayah Yogyakarta, tak hanya itu kilatan putih menyambar ke segala arah. Seolah semesta pun mengamuk atas peristiwa berdarah yang terjadi malam ini.

Tak ada tanda-tanda kehidupan di luar, mereka memilih berlindung di bawah atap yang menurut mereka adalah rumah. Meski pada nyatanya, yang mereka singgahi belum tentu rumah untuk berpulang.

Tak terkecuali dengan seorang pria yang nekat menerobos dahsyatnya badai, ia menerjang badai pasca mendapat panggilan dari seseorang.

"Vid, please ... bawa gue pergi dari tempat ini sekarang juga!" pinta Rena memelas, menahan ketakutan yang teramat besar. Penyesalan yang begitu mendalam tercetak jelas dari sorot netranya. Perlahan, buliran bening terjatuh.

Pria itu terkejut melihat dua orang wanita tak sadarkan diri, satu dari wanita itu tak lain adalah Alena yang keadaannya sudah sangat mengenaskan, sementara satunya tak terlihat luka sama sekali hanya ada pisau berlumuran darah di tangan kanannya.

"Lo gila?" celetuk David.

"David, gue bisa jelasin semuanya! Please ... help, me."

Amarahnya memuncak kala ini juga melihat orang yang dicintainya meregang nyawa di tangan saudari jauhnya.

"Atas apa yang sudah Lo lakuin, Lo minta tolong ke gue?"

"Lo tau, 'kan, kalau gue cinta sama Lena. Lo juga tau, kalau gue adalah sahabat Firman. Apa yang gue katakan nantinya jika Firman tau bahwa sahabatnya telah membantu pembunuh Alena?" timpal David yang sedari tadi membuang muka.

Luka Yang Terobati  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang