(END)

210 13 9
                                    

"Tugasmu sebagai nahkodaku akan usai tatkala kapalmu berlabuh dalam dermaga menuju keabadianku, Kapten

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tugasmu sebagai nahkodaku akan usai tatkala kapalmu berlabuh dalam dermaga menuju keabadianku, Kapten ... izinkanlah aku turun di sana sementara kamu harus kembali berlayar, meski aku tak lagi di sisimu."

Khaerunnisa Indah Paramitha

🥀🥀🥀

"Maafkan ayah, Man, ayah harus ngambil keputusan ini tanpa sepengetahuanmu. Kalau nunggu kamu, nggak mungkin juga," gumam Pak Hendra, dengan netranya yang memandang kosong ke bawah.

"Firman udah dihubungi untuk ini, Pak?" tanya Diga.

Pria berusia 55 tahun itu mengangguk. "Sudah, tapi karena terkendala jaringan. Saya memberi pesan ini lewat PMI pusat, semoga secepatnya pesan itu tersampaikan."

"Pak, Nisa pasti bertahan, dia udah janji nggak akan ninggalin suaminya duluan sebelum diantar oleh Firman sendiri,"

Ia langsung menggeleng mendengar perkataan Diga. "Nggak mungkin, Diga, kanker esofagusnya sudah di tahap metastasis, yang di mana kanker itu sudah menyebar ke seluruh jaringan, bahkan organ tubuh. Saat ini, kita berdoa semoga diberi keajaiban oleh Allah,"

"Saya udah lalai, Diga. Siapa sangka, sel-sel ganas itu dengan cepat menyebar ke seluruh jaringan. Bahkan, karsinoma udah ada di dalam esofagusnya sejak Nisa kritis saat itu. Saya kira, dia sudah terbebas dari penyakit itu, tapi nyatanya bersifat sementara. Saya lalai, saya udah gagal, Diga." Pak Hendra menggeleng dengan tatapan penuh penyesalan.

"Tolong jangan bilang, Nisa ...."

"Nisa yang ngalah," sambung Diga.

Pak Hendra terdiam tak menggubrisnya, sayangnya meski diam, lawan bicaranya itu mengerti maksud arti diamnya.

"Dokter, anak saya di mana?" tanya seorang wanita dengan parau.

Firman tersenyum. "Alhamdulillah, anak ibu baik-baik aja sekarang. Dia lagi berkumpul dengan teman lainnya di camp, untuk anak ibu, kita sedang melakukan pemulihan psikis bersama anak lainnya,"

"Apa yang saat ini ibu rasakan? Masih ada yang sakit, Bu?"

"Nggak ada, Dok, setelah tau kalau anakku baik-baik aja saya merasa sakitku menghilang," ujarnya.

"Kalau ada yang sakit, jangan sungkan untuk segera panggil kami, 'ya, Bu?"

"Pasti, Dok. Semoga Tuhan melindungi kalian semua yang bertugas,"

"Aamiin."

Selang beberapa saat, seorang pria menerobos masuk tenda perawatan dan langsung menarik keluar Firman.

Luka Yang Terobati  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang