"Kita ditakdirkan bersama sebagai penyembuh luka dan menyelesaikan kisah yang telah lama tertunda."
Firmansyah Fairuzi Abimanyu
🌹🌹🌹
Tiga Minggu telah berlalu, semenjak kejadian itu Firman semakin tersadar akan perannya menjadi seorang dokter. Ia terlalu larut dalam dukanya hingga melupakan tugasnya.
Lantaran kehilangan adik kesayangannya, ia berubah. Meskipun pelaku sudah dihukum dengan seadil-adilnya, tetapi luka tetaplah luka ia akan meninggalkan bekasnya walaupun sudah sembuh jua.
Pria dengan tinggi 180 cm itu berjalan menyusuri koridor, pria dengan kemeja biru telur asinnya dan dipadukan dengan celana panjang hitamnya itu membuat dirinya terlihat gagah, tak lupa ia selalu menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya.
"Pagi, Dok. Maaf, ini ada kiriman untuk Anda." Seorang satpam menghampirinya dan langsung menyerahkan sebuah kotak berukuran sedang yang ditujukan untuk Firman.
Firman pun segera menerimanya. "Baik, Pak, terima kasih, 'ya. Saya permisi dulu, pagi."
Sesampainya di ruangan, ia langsung membuka kotak tersebut lantaran penasaran siapa yang mengirimnya hadiah padahal hari ulang tahunnya bukan sekarang. Secarik kertas putih menyambutnya kala membuka kado tersebut.
Aku nggak tau dengan cara apa membalas kebaikanmu dan sahabatmu, Mas. Jadi, aku buatkan ini, 'ya, sebagai hadiahnya. Lucu emang, karena tandu ini nggak sebanding dengan kebaikan kalian. Semoga Allah membalasnya, aamiin.
Dirinya merasa gila, ia begitu bahagia membaca surat itu. Entah mengapa ia merasakan desiran aneh dalam dirinya.
Tak hanya surat itu, empat miniatur tandu darurat yang terlihat sangat rapih nan lucu menjadi hadiahnya. Firman tersenyum, kado kecil ini terlihat sangat sederhana namun ia yakin bahwa ini dibuat dengan perasaan yang paling dalam."Dokter Firmansyah Fairuzi Abimanyu!" Panggilan seseorang mampu membuatnya terkejut dan langsung menyembunyikan surat tadi, pasalnya wanita itu adalah seseorang yang dulu pernah menjadi sahabat dekatnya saat SMA di Surakarta, siapa lagi jika bukan Rena. Zerenna Gabriella Elizabeth, nama lengkapnya. Seorang model yang cukup terkenal dan memiliki banyak followers di media sosialnya.
Wanita cantik dan fashionable itu berdiri di ambang pintu, melemparkan senyuman bahagianya kepada sahabat lamanya itu. "Boleh aku masuk, Man, eh Dok?"
"Boleh silakan, Ren," ucap Firman, tersenyum singkat. Seraya mendekat ke arah Firman, Rena melihat sekeliling ruangan itu.
"Bagus juga, ya, Man, bangunan rumah sakit ini. Denger-denger, pelayanannya juga sangat baik di sini," pujinya. "Aku tak sengaja melihat ruanganmu di sini, aku habis konsul sama David ... aku turut berduka cita atas meninggalnya adikmu, ya, Man. Maaf aku baru menyampaikannya sekarang karena jadwalku sangat padat," Timpal Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Yang Terobati (END)
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] The Fragavidma dikejutkan dengan penemuan seorang pendaki yang tak sadarkan diri di lembah hantu, ternyata mempunyai wajah yang serupa seperti mendiang Alena. Namun, siapa sangka pertemuan itulah justru menjadi awal lembaran...