Rahasia?

135 32 47
                                    

Harap maklum jika Niya salah dalam menjelaskan bagian medis dikarenakan Niya mengandalkan jurnal dan artikel dari internet untuk meriset, juga drakor. Jadi, mohon koreksiannya, 'ya, Kakak-Kakak 🙏

 Jadi, mohon koreksiannya, 'ya, Kakak-Kakak 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀🥀🥀

"Tidak ada salahnya mencari warna baru dan mengganti warna lama yang telah pudar. Mengganti untuk melupakan luka yang lalu."

🥀🥀🥀

"Ayah kok tumben kesini? Tadi Nak Rena kesini bawain bolu pisang kesukaan Ayah." Bu Siyah yang menyadari bahwa suaminya saat ini tengah berdiri di balkon kamar Alena, langsung menghampiri dan menepuk pelan pundak Pak Hendra. Tidak biasanya suaminya pergi ke kamar mendiang anak bungsunya terlebih di malam seperti ini, Hendra biasanya memilih duduk di kamarnya dibanding di tempat ini.

Pria paruh baya bermata empat itu membenarkan posisi kacamatanya, wajahnya sendu menatap bintang-bintang yang bertebaran di atas sana. Selang beberapa detik, ia menghela napasnya. "Tadi di rumah sakit, Ayah menangani pasien yang mirip dengan Alena anak kita. Sesaat, ayah mengira bahwa pasien yang dibawa Firman dan Andra memang betul itu Alena, tapi ...."

"Alena sudah meninggal, Yah." Sahut Bu Siyah sendu, tersenyum getir seraya mengunci tangan kananya di tangan kiri Pak Hendra lalu menyandarkan kepalanya di lengan suaminya. "Sampe kapan keluarga kita begini, Yah?"

"Sampai keluarga ini mendapatkan warna baru, Bunda, dan sepertinya ayah sudah menemukan warna itu," ucap Pak Hendra.

"Bunda juga sebenarnya sudah punya orang yang tepat untuk anak kita, Yah, malahan bunda udah merencanakan ini dari lama sebelum Alena meninggal,"

"Siapa yang dimaksud Bunda? Kok ayah nggak tahu, 'ya?"  Tanyanya penasaran.

Bu Siyah tersenyum lebar. "Siapa lagi kalau bukan Nak Rena, dia anak yang baik, cantik, juga perhatian sama kita," jelasnya. "Kira-kira Firman mau nggak, 'ya, nikah sama Rena, Yah?"

Sementara di tempat lain, Andra melantunkan ayat suci Al-Quran untuk Nisa. Baginya, tak ada yang lebih penting daripada adiknya saat ini. Tanpa terasa, buliran bening itu lolos begitu saja dari matanya mengingat perkataan Pak Hendra.

"Dalam beberapa kasus, pasien yang menderita GERD dapat mengidap esofagitis juga. GERD adalah penyebab esofagitis yang paling umum, umumnya dikenal sebagai refluks esofagitis. Kondisi ini terjadi karena stinger esofagus, katup yang mencegah asam lambung naik ke kerongkongan, rusak. GERD dapat mengiritasi kerongkongan yang menyebabkan esofagitis."

"Mas Andra, saya tahu benar bagaimana perasaan Anda saat ini. Harus saya akui bahwa kasih sayangmu sangatlah besar sehingga dapat dirasakan oleh orang lain," gumam Firman yang mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam ruangan, ia tahu ini bukanlah momen yang tepat untuk diganggu.

Luka Yang Terobati  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang