Berdamai dengan Masa Lalu

54 10 0
                                    

"Laut tenang aja berbahaya, apalagi diterpa badai di tengah lautan. Semuanya bisa terjadi, tapi harus dilewati dengan saling menguatkan dan meyakinkan."

Bu Hani

🌷🌷🌷

Tiga tahun telah berlalu, selama itulah pernikahan Firman dan Nisa yang berjalan sampai detik ini tanpa ada goncangan apapun. Hadirnya Erryn di tengah-tengah mereka menjadi pelengkap bak keluarga kecil, ya, Erryn sudah mereka adopsi semenjak peristiwa itu.


Mengenai kabar Rena terkini, ia mendapat vonis penjara seumur hidup, sementara David sudah terbebas dari kurungan pidananya. Sedangkan Brama, ia sudah menikah dengan Maretha dan saat ini istrinya tengah mengandung anaknya yang pertama. Dan Diga, kabarnya sekarang tengah menjalin asmara dengan seorang model ternama.

Hari ini untuk kedua kalinya Nisa diberi kesempatan untuk mengenakan toga, tetapi kali ini berbeda. Toga yang ia kenakan saat ini adalah khusus untuk jenjang S2, ditambah lulus dari universitas impiannya sejak dulu.

"Congrats, ya, Sayang!" Seru Firman dari belakang, sontak membuat Nisa kaget bukan main.

"Mas Firman? B--bukannya kamu?"

Bagaimana tidak terkejut jika awalnya Firman tidak bisa menghadiri acara penting istrinya dikarenakan dinasnya, sekarang sosoknya hadir di antara ribuan manusia.

Firman langsung berlari dan memeluk Nisa. "Mas nggak mungkin ngelewatin acara sepenting ini. Selamat, ya, Sayang, berkah selalu ilmunya."

"T--tapi bukannya kamu hari ini dinas di luar kota, Mas?"

Firman terkekeh, melepaskan pelukannya. "Bercyandaa, bercyandaa."

"Untuk itu, Mas sudah percayakan hal ini pada Reyhan. Sebenarnya, aku hadir dari awal, ngefoto kamu diam-diam," jelas Firman. Namun, kali ini perempuannya cemberut lantaran kesal dikerjai sampai-sampai membuang muka.

"Ibu Khaerunnisa Indah Paramitha, M. A., u looks so beautiful today."

"Cantiknya ilang loh kalau kamu cemberut gitu, ndak apik,"

Lagi, suaminya itu selalu berhasil membuat amarahnya mereda. Dengan sekejap sukses membuat hatinya serasa diterbangkan dan kedua pipinya memerah. Dalam malu, kedua bibirnya melengkung.

"Nah, gitukan enak diliatnya. Nambah cantiknya, Masya Allah ...."

"Mama, Papa!"

Erryn, anak perempuan itu nampak cantik dengan balutan kebaya. Di sana terlihat pula Pak Hendra dan Bu Siyah, membawa buket mawar putih.

"Selamat, 'ya, Sayang!"

🌷🌷🌷

"Apa kau yakin untuk mengenakan hijab, Ren?" tanya Nisa memastikan. Selama ini, Nisa memang sering mengunjungi Rena, apalagi belakangan ini membimbing Rena untuk mengaji dan mengenal agama Islam yang selama ini dilupakan oleh Rena.

Wanita itu mengangguk mantap, menggenggam kedua tangan Nisa. "Bismillah, aku yakin, Nisa. Aku ingin bertobat atas dosa-dosaku selama ini, walaupun mungkin dosaku itu nggak akan terhapus seluruhnya."

"Rena, Allah itu maha pengampun dan penerima taubat. Allah senang jika melihat hamba-Nya bertaubat dan memohon ampunan-Nya. Dengan kamu seperti ini, sebuah permulaan yang baik," terang Nisa. Lalu mengeluarkan paperbag berisi scarf bermotif polos di dalamnya.

Luka Yang Terobati  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang