Bafi

4

450 VOTE DAN 100 KOMEN DONG BIAR AKU RAJIN UPDATE hehe...

13-01-23
21-10-23

Happy Reading<3

•••

Dua hari setelah kejadian itu, Bafi memilih izin karena luka di wajahnya semakin parah.

Ibunya selalu menangis tak tega dan ingin menuntut tapi dihalau oleh Bafi dengan alasan "Bafi baik-baik aja, ini Bafi jatuh sendiri dari tangga."

•••

"Alam, Candra!" Alam dan Candra menghentikan langkahnya sesaat dan melihat kakak kelasnya memanggil mereka.

"Kak Kia ya?" tanya Candra sok kenal dan sok dekat.

Kia tersenyum dan mengangguk.

"Gue boleh nanya sesuatu?" tanya Kia dan langsung diangguki Candra cepat membuat Alam meringis malu sendiri.

"Tanya apa kak?"

"B-Bafi kemana ya? Eh bukan. M-maksud gue, kenapa gue gak lihat dia dua hari ini?" elak Kia cepat karena tatapan menggoda dari Candra.

"Dia sakit." Tatapan mata Kia langsung berpindah mengintimidasi Alam karena menjawab dengan nada datarnya.

"Sakit apa?"

"Bukannya Lo sendiri kak yang manggil kita buat temuin Bafi di gudang?" tanya Candra menyadarkan Kia.

Kia mengangguk-anggukan kepalanya mengerti dan berterima kasih lalu pergi menuju kantin.

Mungkin nanti sepulang sekolah ia akan menjenguknya.

"Dari mana lo?" Kia terlonjak sesaat dan berusaha menetralkan wajahnya saat mata Gavin menatapnya lekat.

"Gue tanya dari mana?" ulang Gavin lagi.

"I-itu, toilet," jawab Kia dengan cengiran andalannya dan langsung menarik lengan Gavin menuju kantin sambil sesekali mengajaknya berbicara agar Gavin tidak bertanya lebih dalam.

•••

"Mau kemana?" tanya Bintang saat melihat Kia yang berdandan cantik dan membawa sebuah rantang.

"Kamu mau piknik? Ini udah tengah sore loh," peringat Bintang karena Kia hanya diam dan menata makanannya.

"Kia kamu-

"Kia mau ke rumah Bafi Bun." Jawab Kia menghembuskan nafasnya sabar.

"Gitu kek dijawab," kesal Bintang layaknya anak remaja.

Kia menggelengkan kepalanya tak habis pikir, semakin kesini sifat bundanya semakin labil dan cengeng. Terkadang papanya sendiri juga angkat kaki melihat rengekan manja istrinya ini.

"Masa gue mau punya adik," gumam Kia yang hanya di dengar oleh dirinya sendiri.

"Yaudah Kia berangkat ya Buna," pamit Kia mencium punggung tangan buna nya dan pergi menuju rumah Bafi.