8

23.6K 880 137
                                    

06-02-23
28-10-23

Happy Reading<3

•••

Sesampai di sekolah, Kia langsung berlari menjauhi Bafi dengan muka yang ditutup menggunakan buku.
Bafi sempat mengernyit didalam mobil, tetapi disadarkan oleh pertanyaan dari supir taxi.

"Pacarnya galak ya mas," tak mau banyak menjawab pertanyaan orang yang tidak tau kehidupan sebenarnya, akhirnya Bafi hanya tersenyum tipis lalu turun menuju kelas.

•••

"Cie yang udah ngerasain,"

Alis Bafi yang awalnya menekuk tak paham, langsung melotot seketika saat konek dengan godaan Alam dan Candra.

Bagaimana mereka tahu jika Bafi menikah? Karena Bafi cukup terbuka dengan siapapun yang ia anggap sahabat.

Tapi Bafi juga melarang sahabatnya ini untuk menyebar berita agar tidak ketahuan Kia dan anak lain karena Kia sempat membuat perjanjian agar merahasiakan pernikahan ini.

"Gila." Desis Bafi lanjut membaca buku pelajarannya.

"Baf, kita berharap banget sama pernikahan lo ini untuk jadi yang pertama dan terakhir. Jangan karena lo sama si doi masih sekolah, pernikahan ini bisa lo jadiin mainan," ucap Alam tiba-tiba membuat ketiganya yang awalnya bercanda menjadi serius.

"Gue bakal usahain hal itu gak terjadi, karena gue sendiri juga bakal mulai buka hati dan nerima kenyataan yang ada." Jawab Bafi tersenyum tipis membayangkan.

•••

Sore harinya, Bafi turun dari kamar Kia sambil membawa sajadah.

"Mau ke masjid Baf?" tanya Bintang dan Bafi mengangguk untuk menjawab.

"Yaudah hati-hati. Mungkin papa ntar nyusul, soalnya masih mandi," lanjut Bintang dan Bafi pun pamit pergi menuju masjid.

•••

Malamnya, Bafi duduk disofa kamar Kia sambil membaca buku pelajaran. Kia? Entah kemana perginya.

Ceklek.

"Ayo makan!" Bafi menoleh dan tersenyum untuk menjawab lalu meletakkan bukunya.

Kia langsung mengalihkan pandangannya dan berjalan cepat untuk meninggalkan Bafi walaupun Bafi tetap mengejar langkahnya yang kecil.

"Sini nak, makan." Ucap Bintang kepada Bafi dan Kia saat keduanya sudah berada tak jauh dari meja makan.
Setelah menduduki kursinya, Bafi diam dan duduk tenang.

Sedangkan Kia langsung mengambil piring dan mengisinya dengan ayam, sayur, dan tempe tak mempedulikan suami mudanya.

"Kia." Kia menoleh sesaat dan terus melanjutkan tangannya untuk mengambil aneka lauk.

"Suamimu di dahulukan," peringat tegas Bintang membuat tangan Kia terhenti.

Melihat pandangan istrinya yang memandang malas ke arahnya, Bafi langsung berniat mengambil piring dan mengisinya sendiri.

BafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang