29

11.2K 1K 572
                                    

15-06-23
30-12-23

Happy Reading

•••

"Kapan lahiran?" Tanya Gavin tersenyum menatap cantiknya wajah sang mantan yang selalu natural.

"Kalau gak Agustus, September" jawab Kia sekenanya.

Gavin mengangguk paham dan lanjut membungkukkan punggungnya untuk bermain dengan perut besar Kia.

"Mau kapan?" Alis Kia berkerut heran.

"Kapan apanya?" Tanya Kia tak paham.

"Nikah sama aku"

•••

Sekitar pukul 4 sore, akhirnya Bafi pulang dan membawa makanan kesukaan Kia karena ingin memberi kabar gembira jika ia tadi sempat mendapat bonus dari atasannya.

"Assalamualaikum" Bafi menoleh bingung saat tak mendapati Kia. Biasanya jam-jam ia hendak pulang, Kia selalu menunggunya diruang tamu dan langsung berlari memeluknya dengan alasan rindu.

Mencari ke kamar, dan benar saja jika Kia sudah tertidur.

Bafi tersenyum dan mengelus kepala Kia sayang, setelahnya Bafi menuju kamar mandi untuk berganti dan menyiapkan makanan tadi untuk makan malam.

Saat sampai di dapur, mata Bafi langsung tertuju pada sebuket bunga yang berada disamping tempat sampah dapur.

"Punya siapa ya? Kok kelihatan masih segar" gumam Bafi mengangkat bahunya tak mengerti dan meletakkannya diatas meja.

•••

Kia bangun dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Menoleh kesamping, ternyata Bafi juga ikut tertidur.

Setelah mengikat asal rambutnya, Kia bergegas menuju dapur karena merasa lapar.

Mata Kia mengerjap aneh, bunga dari Gavin tadi kembali berada diatas meja dengan makanan yang terlihat sudah dingin disampingnya.

Ingatan Kia kembali tertuju di siang tadi dimana Gavin cukup lama berdiam dan bermain dengan bayi mereka disini.

Sungguh, awalnya Kia sangat ingin marah dan menolak. Tapi namanya juga ikatan batin dan darah, anak didalam kandungannya terlampau senang dan tenang. Terlihat berbeda saat Bafi yang menyentuhnya.

Tapi tak bisa dipungkiri hati Kia sangat sedih mengingat Bafi adalah penopang indahnya hidup mereka bahkan penguat hidupnya. Layak kah ia berperilaku seperti ini?.

Membubarkan pikirannya, akhirnya Kia memakan makanan itu dengan rakus tak bersisa.

•••

"Baf ngapain?" Kia bertanya saat melihat Bafi mencari sesuatu di kulkas dan lemari piring, bahkan di meja makan sekaligus.

"Aku tadi bawa dua kotak nasi, sama 2 ayam goreng, dimana ya?" Tubuh Kia menegang sesaat.

"Loh, udah aku makan. Kamu belum makan?" Tanya Kia gugup, takut, tak tega, semuanya bercampur menjadi satu.

"Iya tau kok kalau udah kamu makan, tapi sisanya dimana ya? Aku tadi niatnya mau makan bareng kamu ternyata kamu tidur. Jadi ya udah aku taro dulu, eh ternyata aku juga ikut ketiduran" jelas Bafi terkekeh dan menggaruk tengkuk belakangnya malu.

Kia? Hati Kia semakin dibuat tak karuan mendengarnya. Itu artinya tadi Bafi menunggunya untuk makan bersama hingga ketiduran, dan dia? Malah menghabiskannya tak bersisa.

BafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang