14

24.6K 1K 759
                                    

27-02-23
09-10-23

Happy Reading<3

•••

Sepulang dari sekolah, Bafi masuk rumah dan langsung melihat Kia sang istri yang sedang bersantai membuka handphone dan sesekali tersenyum.

Bafi menggeleng pelan, tak mau mencari kemurkaan sang istri, akhirnya Bafi naik dan hendak tidur diatas ranjang karena merasa letih dengan hari ini.

"Enak banget lo tidur di ranjang gue," Bafi menoleh dan mendapati Kia yang sedang menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap tajam kearahnya.

Bafi diam, bukankah saat Bafi sakit Kia sudah mengizinkan dirinya tidur di ranjang yang sama? Bahkan meminta maaf kepadanya dan berjanji akan menjalankan pernikahan ini dengan tulus? Tapi mengapa lagi-lagi berbeda?

"Pindah! Bisa sakit gue kena kuman lo." Sentak Kia mendekat dan mengambil bantal guling lalu melemparkannya ke lantai.

Tak hanya sampai situ, saat Bafi berdiri pun Kia langsung mencabut seprei ranjangnya untuk digantikan.

Bafi tersenyum, dia selalu ingat amanat almarhum ayahnya dulu "senyum lah jika kamu disakiti, tak perlu menunjukkan wajah sedihmu karena itu tidak akan merubah sikap orang itu menjadi luluh."

Bafi mengambil bantal dan gulingnya tadi lalu meletakkannya di sofa.

Mungkin hari ini dan keesokannya nanti akan berjalan seperti semula, tidak akan ada kata yang menyenangkan dan tidak akan ada yang menerima sapaan maupun perilaku manjanya.

Bafi harus menahannya, jika perlu Bafi harus membuang sikap tersebut melihat keadaan pernikahannya.

•••

Malamnya.

Hanya ada Kia dan Bafi di rumah, Bintang dan Darel sedang menuju luar kota untuk menjalankan bisnisnya.

Setelah sholat Maghrib tadi Bafi langsung turun dan memasakkan ayam goreng dengan capcay hasil melihat bahan di kulkas.

Beruntungnya kulkas milik mertuanya ini sangat lengkap, jadi ia tidak perlu keluar atau membuang waktu untuk sekedar berbelanja.

Tak beberapa lama Kia turun menggunakan pakaian yang sangat indah dengan panjang diatas lutut, bahkan jika Kia duduk mungkin paha Kia akan terlihat kemana-mana.

"M-makan dulu kak," sapa Bafi saat Kia melintas lalu meliriknya malas.

"Gue makan diluar aja." Jawab Kia  dan pergi begitu saja. 

Bafi menunduk menatap semua masakannya, tentu ini terlalu banyak untuk dirinya.

Bafi sebenarnya juga ingin keluar, ingin melihat kondisi sang ibu di rumah sana, ingin mencari angin dan menenangkan pikirannya. Tapi ia tak tau letak kunci rumah ini dimana saja karena Kia terlanjur mengunci pintu dari luar.

Bafi mengambil beberapa kotak plastik lalu mengisinya dengan ayam, nasi, dan capcay masakannya.

Setelahnya Bafi mengintip dari jendela kamar Kia dan berteriak.

BafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang