7

24.5K 698 113
                                    

29-01-23
27-10-23

Happy Reading<3

•••

"Mas, kamu yakin dengan menikahkan Kia dan Bafi?" tanya Bintang kepada Darel yang menatap serius laptop di pangkuannya.

Sesaat Darel menghembuskan nafasnya dalam, menutup laptopnya dan meletakkannya diatas meja kecil, Darel merentangkan tangannya kearah Bintang dan Bintang tersenyum malu tapi tetap mendekat unuk memeluk tubuh suaminya itu.

"Apapun yang terjadi kita harus lewati ini semua meskipun akan ada banyak resiko ke depannya, tapi tidak ada pilihan lain. Lagipula menurutku Bafi adalah anak baik dan sedikit lugu mungkin? Yang pasti aku sangat menginginkan Bafi yang menjadi menantuku dan menjaga anak kita kelak." Jelas Darel mengelus dan menciumi puncak kepala Bintang sayang.

"Tapi aku kasian sama Bafi mas," curhat Bintang dan Darel mengangguk membenarkan.

Bafi tidak ada sangkut pautnya, tidak ada kesalahan apapun dan yang ada Bafi sangat banyak memiliki jasa kepada keluarga Darel, tapi kenapa Darel harus kejam untuk menyeret Bafi ke dalam masalah demi menutupi nama baik keluarganya?.

"Kita doakan yang terbaik saja."

•••

Pernikahan digelar cukup sederhana dan hanya menampilkan beberapa inti keluarga saja.

Ibu Zulaiha selaku ibu dari Bafi awalnya sangat terkejut saat sang anak mengatakan akan menikahi putri semata wayang tetangganya.

Bukannya bagaimana, dia merasa jika mereka berdua ini masa harus sama-sama belajar, Bafi sendiri juga seharusnya fokus sekolah walaupun diselingi bekerja, tapi kenapa ingin menikah cepat?.

Beruntungnya setelah Bafi menerima tawaran dari Darel, Bintang dan Darel datang di malam harinya lalu mengatakan jika ini hanya pernikahan semata untuk melindungi anaknya.

Takutnya jika Darel dan Bintang harus pergi ke luar negeri dan keluar kota meninggalkan Kia seorang, masih ada Bafi sebagai suami yang akan menjaga anaknya.

Semua alibi itu tak luput dari kesedihan Kia karena merasa sudah rusak dan berdosa.

"Saya terima nikah dan kawinnya Adzkia Dwi Saputri binti Bagas Prayoga dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Sah."

Rumah milik Darel dan Bintang diisi penuh dengan senyum dan tangisan haru.

Berbeda dengan Kia yang hanya bisa meneteskan air matanya merasa bersalah apalagi saat matanya tak sengaja menatap ibu Zulaiha, ibu mertuanya. Tak disangka ibu Zulaiha maju dan membantunya menghapus air mata.

"Jangan sedih ya, kan ini demi kebaikan dan kenyamanan kamu. Ibu akan bilang ke Bafi untuk tidak memberikan ibu cucu secepat itu. Karena bagaimanapun kalian juga masih pelajar, dan pastinya kamu memiliki cita-cita besar ke depannya." Mendengar suara halus, lembut, dan menenangkan itu membuat Kia rasanya ingin berlari untuk bunuh diri karena sangat berdosa telah melukai perasaan orang yang sudah menganggapnya ada, menjaga dan khawatir kepadanya.

'Ya Allah maafkan aku' batin Kia berteriak dan lanjut berjalan perlahan menuruni tangga dengan ibu mertua dan Bintang tentunya.

BafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang