21

13.8K 801 227
                                    

04-05-23
16-12-23

Happy Reading<3

•••

"K-kamu beneran hamil?" Tanya Bafi pelan karena takut menyinggung hati istrinya.

Melihat mata Kia yang melebar, Bafi dengan cepat menyela.

"Aku hanya ingin tahu, maaf jika pertanyaanku menyinggung" ucap Bafi menunduk tak enak.

Kia diam lalu berdiri dan masuk ke dalam kamar menuju laci, membukanya lalu mengambil sesuatu dan menyerahkan kepada Bafi.

Hati Bafi bergemuruh hebat melihat hasil testpack tersebut. Bahkan tanpa sadar air mata Bafi ikut luruh.

"Gue cuman mau Lo tanggung jawab, bagaimanapun dia a-anak Lo" tegas Kia walau dengan suara pelan diakhir kalimatnya.

Bafi menatap Kia dalam lalu mengangguk mantap.

"Tapi, bisakah aku meminta satu permohonan kepadamu?" Tanya Bafi membuat Kia mengernyit tetapi tak urung membuat Kia juga mengangguk.

"Tolong buka hatimu"

Deg.

"Aku ingin merasakan menjadi calon ayah yang siaga, aku ingin selalu setia dan menjagamu dimanapun kalian berada. Tetapi, satu ketakutan ku yang membuat semuanya sirna. Yaitu penolakanmu" jelas Bafi menatap sendu mata Kia yang mengalihkan pandangannya.

"G-gue pertimbangin. Gue sendiri terlalu malas untuk larut kedalam hubungan ini Baf" jawab Kia tak memperdulikan perasaan Bafi yang sakit.

Bafi tersenyum getir mendengarnya.

"Gini aja, gue bakal biarin Lo ngejaga gue, main sama anak gue, gue bakal biarin. Tapi Lo gak boleh ambil kesempatan apapun sama gue, Lo gak boleh melebihi batas wajar seperti awal pernikahan kita. Gimana?" Tanya Kia tersenyum senang tanpa melihat Bafi.

'lakuin Baf, ini demi anak kamu!' teriak Bafi dalam diamnya.

"Oke" jawab Bafi singkat lalu berdiri dan kembali kedalam kamar untuk persiapan sekolah.

"Bismillah, pasti Tuhan mudahkan" doa Bafi sebelum bersiap. 

•••

Umur kandungan Kia sudah menginjak 3 bulan. Untuk masalah sekolah, Kia tetap menjalankan dirumah.

Bafi? Tentu harus bekerja memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, ibunya, dan juga bayi Kia yang kadang hari Kia mengidam.

Saat ini, Kia sibuk bermain handphonenya tak mendengarkan guru homeschooling yang sibuk menjelaskan.

"Kia, handphonenya" peringat guru itu membuat Kia berdecak.

"Udah ah bosen, besok lagi aja" usul Kia langsung menutup buku-bukunya dan pergi ke kamarnya.

Sedangkan disisi lain, Bafi sedang memasak sesuatu dirumah ibunya untuk dijual keliling kota.

"Banyak banget mas, dagangannya" ucap ibu Zulaiha menghampiri sang anak yang terlihat lihai dan sibuk memasak.

"Iya Bu, Alhamdulillah kemarin kan habis, pada suka juga, siapa tau nanti laris" jelas Bafi semangat dengan tangan yang tak henti bergerak.

Ibu Zulaiha tersenyum sedih menatap punggung anak tunggalnya ini. Meskipun banyak masalah dan beban hidup yang menimpah, anaknya ini tetap tersenyum dan baik kepada semua orang.

Ibu Zulaiha juga sudah tau jika Kia menantunya itu sedang hamil. Jujur dari hati terdalam, ibu Zulaiha sangat kecewa mendengarnya, tapi tak mau membuat sang anak semakin sedih dan susah, akhirnya beliau hanya bisa memberi semangat dan mendoakan.

BafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang