6|Merasakan Kehangatan

385 38 85
                                    

Zia menutup wajahnya dengan selimut saat sosok makhluk yang ada di film muncul, tubuhnya sudah merinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zia menutup wajahnya dengan selimut saat sosok makhluk yang ada di film muncul, tubuhnya sudah merinding. Fikiranya melayang bagaimana kalau makhluk itu meloncat keluar dari laptop dan menangkap lalu memakanya. Zia memilih menutup laptopnya sebelum hal buruk terjadi dan membuatnya begadang sepanjang malam.

'Lain kali kalau nyelamatin orang, fikir keselamatan lo juga.'

"Kak Allen itu baik, tapi sayang sikap dinginya bikin ngeri." Tanpa sadar Zia larut dalam fikiranya. Allen sosok cowok berparas tampan dengan manik hitam dan sorot mata yang tajam, hidung mancung, tubuh tinggi tegap dan kulitnya yang putih, membuatnya terlihat sempurna dimata perempuan.

Namun sikapnya yang dingin dan temperamental membuatnya menjadi seorang Mos Wanted disekolahnya, apalagi dia seorang kapten basket.
"Kenapa gue jadi mikirin Kak Allen sih." Zia menepuk pipinya pelan, hingga pandangan Zia tertuju pada jam kecil yang ada diatas nakas. Pukul 00.02 tertera disana.
"Lebih baik gue tidur dari pada mikirin Kak Allen."

"Sayang bangun, Zia harus sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang bangun, Zia harus sekolah." Cewek itu menggeliat kecil lalu menarik selimutnya hingga menutupi kepala.
"Zia, hari senin loh, kalau terlambat bagaimana?" Sontak Zia terduduk dengan mata melotot menatap kearah Bi Intan.
"Bibi gak bohong kan?" Zia segera bangkit dan segera mendi dan bersiap ke Sekolah.

Bi Intan tersenyum melihat itu, Zia tidak berubah sikapnya masih polos. Meski Zahra dan Leo orang tua Almaira meminta Zia untuk tinggal bersama mereka sebagai anaknya tapi zia menolak, ia lebih memilih tinggal bersama Bi Intan, Pak Irwan dan Bi Ida di mension itu, selain itu merekalah yang mengasuh dan mendidik Zia semenjak orang tua Zia meninggal.

"Bibi. Zia berangkat ya." Zia berlari cepat menuju mobil yang sudah menunggunya.
"Makan dulu Nak."
"Zia udah terlambat." Mobil itu lalu melaju keluar dari area mension. Sepanjang perjalanan fikiran buruk hinggap di kepalanya, bagaimana jika gerbang sudah ditutup dan ia harus berlari keliling lapangan.

Mata Zia terbelalak saat mobilnya berhenti didepan gerbang SMA Garuda yang sudah tertutup rapat dan terdapat pak Robert satpam Killer dan juga pak Rangga guru BK. Ia harus ekstra drama agar bisa masuk.
"Pak izinin Zia masuk ya."
"Kamu terlambat dan harus dihukum." Tegas pak Rangga.

Silent Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang