47|Waktu Luang Untuk Zia

157 13 61
                                    

Zia menatap kearah motor sport yang berhenti didekat ia memarkirkan mobil,meski sudah disekolah zia masih engan keluar mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zia menatap kearah motor sport yang berhenti didekat ia memarkirkan mobil,meski sudah disekolah zia masih engan keluar mobil.cowok itu melepas helm fullfacenya lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
"Apa yang kakak minum?." Heran Zia saat melihat cowok itu meminum tiga pil kecil.
"Kak allen?." Cowok itu menghentikan langkahnya kala zia memanggilnya,cewek itu berlari untuk menyamakan langkah dengannya.

"Selamat pagi kakak." Allen tak menggubris,ia melangkah cepat meninggalkan zia.
"Kakak tunggu,kak-."

Bruk!

Zia terjatuh kala sekelompok siswi kelas 11 dengan sengaja mendorongnya.
"Apaan sih?!."
"Dasar tidak tau diri!." Cibir para siswi sembari melangkah pergi.
"Dasar gila." Sebal zia. Baru beberapa langkah saja,ia menabrak punggung seseorang.
"Kalau jalan liat depan."
"Hehehe...maaf kak." Allen meraih tangan zia agar berjalan beriringan denganya. Allen tak peduli meski banyak yang menatap tak suka pada zia.

"Sekarang kamu masuk kelas." Allen segera pergi setelah mengantar zia sampai kelasnya. Allen berjalan menaiki tangga menuju kelasnya yang berada dilantai atas,belum sampai setengah jalan saja dada allen sudah sakit.
"Arghh.." tanganya tergerak untuk menekan dada kirinya yang terasa semakin sakit.allen mendudukan diri ditangga,tubuhnya terasa sangat lemas.
"Lo lemah banget len,baru gini udah capek." Desisnya. Seletah dirasa sakitnya berkurang allen segera berjalan kekelas,sebelum bel berbunyi.

"Uluh..masih pagi udah lemes." Vano menepuk allen yang baru datang,yang langsung menelungkupkan kepalanya didekatnya.
"Dek,pinjam PR Fisika dong,gue kurang nomor 10." Allen memberi kode vano untuk mengambil ditasnya.
"Makasih,btw lo kenapa,lemes banget?." Allen menghela nafas pelan.
"Gue ngantuk kak,lo bisa diem gak?." Vano tertawa pelan.
"Kemarin malam gak tidur?." Dengan wajah pucat pasi allen menatap kakaknya.

"Kemarin malam gue gak bisa tidur,dada gue sakit kak." Vano menghentikan aktivitas menyalin PR,menatap kearah allen.
"Beneran,lo gak bercanda kan?."
"Emang wajah gue bohon?." Vano terdiam.
"Sakit beneran ya dek,udah minum obat?." Allen mengangguk pelan.
"Bangunin kalau ada guru ya kak." Vano mengangguk pelan,ia mengambil jaketnya untuk menutupi tubuh allen.
"Kasihan lo dek."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Silent Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang