28|Berbohong

167 16 0
                                    

Allen perlahan membuka matanya,mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya.
"Arghh..".erangnya pelan kala rasa nyeri masih menjalar didada kirinya.
"G-gue dimana?".
"Kamu sudah sadar nak?".allen mengerjap kala ada orang berjas putih berdiri didekatnya.pandanganya mengabur.
"S-siapa k-kamu".
"Ini om,om reyan".allen menyentuh kepalanya yang terbalut perban,terasa sakit.
"O-om reyan?.a-allen dimana?".

"Kamu dirumah sakit sejak kemarin".
"P-pasti allen s-sakit parah ya om?" Dokter reyan tersenyum menatap putranya.
"Jangan pesimis,hasil tes nya akan keluar nanti siang". Allen menatap kearah lain.
"Om,jangan beritau mama dan papa ya,jangan beritahu mama nila.allen nggak mau mama nila khawatir.biar ini jadi rahasia allen dan om saja".dokter mengangguk.
"Kamu harus sembuh,harus kuat ya nak". Dokter reyan mengusap surai allen lembut.

"Allen tidak tau om..".
"Kamu istirahat saja.nanti om berikan hasil tesnya".allen mengangguk pelan.
Setelahnya dokter,bersamaan dengan itu nila sudah menunggunya.
"Papa,gimana keadaan putraku?".
"Kita keruangan papa saja".nila mengikuti suaminya.
"Allen baik-baik saja kan?". Dokter reyan menatap istrinya.
"Allen sempat henti jantung,ma. Kondisi jantung allen sudah parah dan ada komplikasi pada Liver-nya.jadi tubuh allen tak lagi biaa menangkal efek kimia dari obat yang ia konsumsi".

"Enggak pa..mama nggak mau allen pergi..enggak..".dokter reyan memeluk istrinya,nila hancur mendengar itu.
"A-ambil jantung mama..hiks..hiks..putraku..hiks..jangan tinggalin mama nak..".
"Papa tidak berani mengambil tindakan operasi yang beresiko besar kita kehilangan allen".
"Mama tidak mau allenzo pergi pa..enggak..".
"Mama jangan nangis..allen akan sedih kalau tau mama nangis..".
"Jangan tinggalkan mama nak..".

☆☆☆

"Kak allen nggak bohong kan?". Lirihnya,ia tak fokus mengerjakan ulangan.

'P-pegang t-tangan k-kakak'

'J-jangan nangis..kakak disini'

"Kakak"
Zia larut dala ingatanya,sampai tak sadar bel sudah berbunyi.
"Zia,kumpulin ulanganya"almaira menepuk pelan bahu zia.
"Lo aja,gue nitip". Setelah memberikanya pada almair,zia menelungkupkan kepalanya.

"Lo kenapa sih?. Kantin yuk,atau kemana gitu".zia hanya menurut saja.
Mereka berjalan melewati lapangan basket,kebetulan anak basket sedang bermain.
"Lihat basket yuk".senyum zia luntur seketika.
"Kak allen nggak ada?".zia tak menemukan cowok itu.
"Cie..nyariin kak allen".goda almaira
"Cie ..sedih karena kak allen nggak ada".
"Lo apaan sih,orang gue cuman nanya".

"Kakak baik-baik saja kan?". Lirihnya,ia mengetikan pesan singkat pada cowok itu.

Me:

"Kakak baik-baik saja kan? Nggak bohong kan? Kenapa nggak masuk?"

Tak ada balasan dari cowok itu.

"Zia! Bolanya!". Zia mengambil bola yang menggelinding didekat kakinya.
"Zia kan?".
"Kak ceano".ceano tersenyum
"Kenapa lemes gitu?". Zia hanya diam.
"Mau minum?". Zia menggeleng.
"Kalau boleh tau,kak alleb kemana?". Ceano menatap zia intens.
"Kakak gak tau zi, coba tanya vano ".zia menggeleng.

"Zia mau kekelas dulu".almaira mengangguk.

Bruk!!

"Zia!!"

"Zia!!"

Ceano segera mengangkat zia yang jatuh tak sadarkan diri dan membawanya ke UKS.
"Zia kenapa?".
"Nggak tau dok,tiba-tiba pingsan". Ceano semakin khawatir.
"Zia..bangun..zia..".dokter maura menepuk pipi zia,perlahan matanya mulai terbuka.

Silent Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang