⚠️Plagiat? Gue hapus
⚠️17+ Kekerasan fisik
⚠️Dengan Follow, Vote, Komen, Share kalian sebagai Readers ngehargain gue sebagai penulis
⚠️Up setiap +50 readers
⚠️ Yang sudah di Revisi cuman part Prolog-18
~Allenzo Alexandra Nathaniel William~
Cowok be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Zia, Kak Vano kemarin chat gue!!" teriak Almaira heboh sembari menyetir, saat ini mereka berada di perjalanan hendak pergi ke sekolah. "Tumben, ada apa emangnya?" heran Zia tanpa mengubah atensi dari menatap keluar jendela.
"Nanyain kabar gue. Lo udah chat Kak Allen belum?" "Lo tau daru mana, gue punya kontak Kak Allen?" Almaira tersenyum pada Zia, "Kak Vano yang kasih tau."
Zia memutar bola mata malas, pandanganya tertuju pada anak kecil dan seorang cowok, yang berhenti didekat mobil Almaira.
"Clareta." anak itu menoleh, lalu tersenyum sembari melambaikan tangan, "Kak Zia." "Adek awas kalau jatuh." ucap Allen, anak itu tersenyum pada Allen.
"Astaga tuhan demi apa!! Kak Allenzo!!" Zia menutup telinganya saat Almaira berteriak. "Jumpa di sekolah." Allen melajukan motor sportnya berbelok lain arah dari jalan menuju SMA Garuda, Zia yakin cowok itu hendak mengantarkan Reta.
"Siapa anak kecul yang sama Kak Allen, perasaan setiap ketemu anak itu pasti ada." Zia tertawa pelan, sahabatnya memang sangat polos. "Mana aneh banget, ya kali anak kecil dikasih atas tangki bensin."
"Lo kenapa ketawa? Apa yang lucu?" "Kalau gue bilang anak tadi Adik kandungnya Kak Allen, lo percaya?" Almaira membalalakan matanya menatap Zia, "Lo gak bercanda kan?!" "Buat apa gue bercanda, anak itu namanya Reta." "Pantesan setiap ketemu Kak Allen dia ada."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Allenzo!! Tunggu!!" langkah cowok itu terhenti saat seorang siswi berlari sembari meneriakinya. "Dih, kenapa lo lari-lari gitu, ganggu aja gue mau kekelas." cewek itu mengatur nafasnya yang masih terengah.
"I-itu.. V-vano sama Dion berkelahi di lapangan basket." "Apa?" Allen melempar tasnya pada cewek itu lalu bergegas pergi, dari kejauhan kerumunan sudah terlihat.
Allen menerobos kerumunan itu dan benar saja wajah Vano ataupun Dion sudah babak belur dan mengeluarkan darah. "Hentikan!!!"
"Dion bangsat!!" "Lo yang bangsat!!" Allen menarik Vano, begitupun dengan Raka yang menarik Dion. "Vano pengecut!! Kakak sama Adek sama aja!! Rendahan!! Brengsek!!"
