20.2|Tentang Kecelakaan Itu

201 16 1
                                    

Hari kelahiran sosok adik..

Allen sudah bisa beraktivitas seperti biasa setelah kurang lebih ia absen selama 1 bulan dari sekolah.bulan terus berlalu allen tumbuh menginjak remaja,ia sangat tampan,selalu ceria seolah tidak menyadari kalau ada yang tidak beres dengan tubuhnya.ia sangat menyayangi orang tuanya meski sikap andare dan fransisca sudah berubah dari beberapa bulan yang lalu.allen hanya berfikir mungkin orang tuanya marah padanya karena ia nakal.

"Aden..aden allen".allen menghampiri bi sinta yang memanggilnya.
"Iya bi,kenapa?".bi sinta tersenyum padanya.
"Adik aden perempuan cantik dan sempurna".senyum bahagia tercetak diwajah allen.
"Bibi beneran?,bibi tau dari mana?".
"Ini tuan,kirimkan fotonya ke bibi".
"Cantik seperti nyonya" allen meraih ponselnya yang ada diatas meja,memastikan apakah papanya mengirimkan pesan padanya.tapi bukan pesan itu yang ia dapat,melainkan pesan yang membuatnya heran.

Papa:

"Kamu jangan datang kerumah sakit,kalau mama nila ngajakin kamu ke rumah sakit,tolak saja"

Allen membalasnya tanpa memahami pesan itu.
"Adekku kesayanganku!!!".teriakan dari vano membut allen berlari menghampiri kakaknya.
"Jangan lari-lari ih..".ucap vano,lalu tertawa.
"Kamu siap-siap.kita ke Rumah sakit.lihat adik perempuan kita..ok?".
"Oke?".
"Sayang..".
"Mama Nila".allen memeluk nila dengan erat.
"Allen rindu sama mama".
"Setiap hari kita video call,tetap saja mama ridu banget sama putra mama ini".nila memberikan paper bag pada allen.

"Apa ini ma?".
"Adek pakai bajunya sama seperti kakak,cepat ganti.sebelum adik perempuan kita dicium orang lain".nila hanya tersenyum melihat dua putra kesayanganya itu.setelah berganti pakaian allen kembali lagi.
"Mama kita kembar,lihat".vano merangkul adiknya.
"Kita foto,sayang".mereka bertiga berfoto bersama, setelah selesai mereka segara berangkat.


Sesampainya dirumah sakit allen turun dari mobil dengan wajah bahagia.
"Mama..kakak..ayo.."nil tersenyum melihat putranya begitu bersemangat.mereka memasuki ruang VIP.
"Mama".
"Mama".ucap vano dan allen bersamaan.nila hanya tersenyum,kedua puttanya sudah tak sabar ingin bertemu adik perempuan mereka.
"Sayanhnya mama".fransisca memeluk vano dengan erat,mengabaikan allen yang juga meminta pelukan darinya.

"Adek mana ma?".tanya vano antusias.
"Adek kamu ada di baby room sama papa".
"Mama ayo liat adek..ayo ma".vano menarik tangan mama nila.
"Iya sayang,ayo.allenzo ayo".nila mengajak allen.
"Allen biar disini temenin aku,aku sekalian ingin bicara sama dia".nila mengangguk,ada rasa senang dihatinya kala fransisca ingin bicara dengan putranya.nila dan vano lalu pergi.

Allen masih diam didekat branker mamanya,manik hitamnya bertemu dengan manik coklat milik mamanya.
"Mama..".
"Jangan sentuh mama".allen menghentikan langkahnya,mengurungkan niatnya yang meminta pelukan dari mamanya.
"Mama,adek cantik banget,kayak aku kan?,pasti adek lucu banget..".fransisca menatap datar kearah putranya.
"Enggak!.putti saya nggak seperti kamu,dia sempurna".
"Maksud mama apa,allen juga putra mama,allen juga sempurna.kan mama dan papa pernah bilang sama allen".allen lalu tersenyum.

"Kapan mama bilang?.mungkin saja waktu itu kamu salah dengar".allen hanya tersenyum,allen menganggap mamanya tengah bercanda padanya.
"Mama,allen mau liat adek dulu ya,allen ingin ketemu adek".allen lalu melangkah pergi.
"Allen tunggu.kamu disini saja,temeni mama".fransisca sengaja membuat allen agar bersamanya,ia tak mau allen menyentuh putrinya.
"I-iya ma..mama butuh sesuatu?".fransisca mengangguk pelan.

"Mama haus,ambilin air".allen memberikan segelas air pada mamanya dengan senang hati.
"Allen bisa kan nuruti kemauan mama dan papa,meski apapun itu?". Allen mengangguk pelan.
"Apapun itu,selama allen bisa allen akan turutin".fransisca meminta allen mendekat kearahnya,lalu berucap pelan pada anak itu.
"Allen jangan dekatin adek,allen jauhi adek demi mama dan papa".

Silent Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang