Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, sekarang Jungwon menjadi lebih tenang karna keadaan Jay sedikit membaik. Kini keduanya tengah menggenggam tangan satu sama lain dengan Jay yang duduk dan bersandar pada beberapa bantal sedangkan Jungwon duduk di brankar di hadapan Jay. Untungnya tubuh Jungwon kecil jadi ia cukup untuk duduk disana.
Jay sedari tadi mengelus dan mengecup punggung tangan mungil Jungwon. Sementara Jungwon tengah bercerita apa saja yang ia lakukan setelah putus dari Jay dan ia yang sering menangis.
"Cengeng banget sih hmm, katanya manly." Jay terkekeh
"Siapa coba yang ngga nangis kalo tiba-tiba pacaranya minta putus dan bilang kalo dia selingkuh!" Jungwon menukkikan alisnya marah
Bukannya terlihat seram malah sebaliknya, wajah itu terlihat menggemaskan.
Dengan gemas Jay menarik Jungwon kedalam pelukan dan menggoyangkan ke kanan, kiri.
"Maaf ya sayang. Kakak minta maaf yang sebesar-besarnya sama pacar lucu kakak ini."
"Teng-teng, maaf diterima. Selamat anda mendapatkan ciuman gratis dari Jungwon." Ia melepas pelukannya dan..
Chup~
Jungwon mengecup bibir Jay. Saat hendak melepaskannya Jay malah menarik tengkuk Jungwon, memperdalam ciuman dan memberikan lumatan disana.
Jungwon mengikuti lumatan Jay dengan sedikit kepayahan. Perlu di akui kekasih jangkungnya ini seorang good kisser. Ciumannya terkesan menuntut tapi lembut, membuat siapa saja langsung terbuai akan ciumannya.
"Engh.." Jungwon melenguh saat Jay memasukkan lidah kedalam mulutnya. Jungwon merasakan lidah Jay sedang mengabsen giginya satu persatu.
Ciuman berlangsung lumayan lama membuat Jungwon kepayahan karna kehabisan oksigen, iapun menepuk-nepuk bahu Jay agar melepas ciumannya. Jay yg mengerti kekasihnya kehabisan oksigen pun melepas ciumannya, sebelum itu ia mengecup bibir merah bengkak Jungwon dan kembali menyandarkan tubuhnya.
"Haah.. kebiasaan ih! Bisa gak sih kalo nyium tuh kecup-kecup aja." Protes Jungwon
"Gak bisa, soalnya bibir kamu tuh selalu menggoda" jawab Jay
"Tcih, dasar mesum."
"Mesum-mesum gini, kamu cinta kan."
"Ngga tuh, siapa bilang." Jungwon membuang wajahnya sambil menyilangkan kedua tangannya
"Beneran nih? Yaudah kalo nanti kakak mati, kamu jangan nangis ya." Goda Jay
Niat hati ingin menggoda kekasih nya, malah berbanding terbalik. Ucapannya itu membuat kekasihnya menurunkan kedua tangan dan menundukkan kepalanya, Jay bisa melihat kekasihnya meneteskan airmata nya. Apa ucapan Jay ada yang salah? Pikirnya.
"Sayang?" Panggil Jay lembut
"Hiks.." satu isakan kembali lolos di bibir merah Jungwon
"Sayang maaf. Maaf kalo kakak ada salah ngomong, k-kakak terlalu berlebih ya bercandanya? Apa ucapan kakak ada yg bikin kamu sakit ha-" ucapan Jay tepotong
"Hiks.. jangan ngomong kaya gitu lagi, kakak gak boleh pergi dari Uwon. Kalo kamu pergi siapa yang jagain aku? Siapa yang bakalan bikin aku bahagia? Gak akan ada kak, Mama-Papa terlalu sibuk sama urusan mereka. Bahkan mungkin mereka lupa kalo disini punya anak, aku gak punya siapa-siapa selain kakak. Tolong jangan bilang kaya gitu lagi hiks.. hiks.." tangisan Jungwon semakin deras, ia masuk ke dalam pelukan Jay dan memeluknya sangat erat, begitupun Jay yang membalas pelukannya dan membubuhkan beberapa kecupan di pucuk kepala Jungwon.
'Tapi kamu lupa sayang, cuma ada 00,01% kemungkinan di dunia ini yang bisa sembuh dari kanker. Apalagi aku udah ada di stadium akhir, aku gak bisa janji akan selalu ada buat kamu.' Batin Jay