Criminal Love pt.2

2K 119 36
                                    

"GUE MAU KALIAN MATI!!"

Teriakan Kavin menggema di seluruh penjuru, beruntung tempat yang ia pilih jauh dari kota jadi tidak akan ada yang tau apa yang ia perbuat disana.

"Nggak, Kavin tolong biarin Mama hidup. Mama mohon, Mama minta maaf sama kamu, tolong biarin Mama tebus semua kesalahan Mama ke kamu. Tolong nak." Tangisan Mama Kavin seolah tak berarti apa-apa bagi Kavin.

"Haha, dulu gue juga nangis terus mohon-mohon kaya gitu ke lo. Tapi apa lo nolongin gue? Nggak kan, jadi itu juga yang akan gue perbuat ke lo."

"Tck, gak seru kalo mainnya sambil tutup mata, gue buka dulu ya." Kavin membuka kain yang menutup mata mereka berdua.

"Nah kalo gini kan enak, kalian bisa liat dengan jelas gimana permainan gue. Eh jangan saling ngebelakangin dong, kaya lagi musuhan aja."

Kriet
Kriet

Kavin mengubah posisi keduanya menjadi menghadap ke arah dirinya.

"Nah begini kan bagus, jadi kalian bisa liat." Ucapnya diiringi senyum

Kavin mulai mengeluarkan pisau lipatnya, ia mendekatkan pisau itu ke wajah mereka satu persatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kavin mulai mengeluarkan pisau lipatnya, ia mendekatkan pisau itu ke wajah mereka satu persatu.

"Aduh jadi bingung, kalian suit deh siapa duluan yang mau gue robek mukanya."

"Nggak Kavin, jangan kaya gini." Mama Kavin semakin memberontak, membuat kursi miliknya bergeser.

Kavin memutar bola matanya malas.

"Cewek rempong, yaudah lo duluan. Kaya nya gak sabar banget ya." Kavin kembali mendekatkan pisau lipatnya ke hadapan Mamanya.

Sret
Sret
Sret

"Aaaaa sakit Kavin, Mama mohon berhenti. Kamu gak mau jadi anak durhaka kan?"

"Anak durhaka? Siapa? Gue? Ortu gue aja udah mau mati, bentar lagi gue jadi yatim piatu, kalian bentar lagi jadi ubi."

"KURANG AJAR KAMU KAVIN!!" Bentak Papa Kavin

Sleb

Kavin menusuk lengan Papanya.

"Berisik peot!! Enak aja lo main bentak-bentak gue, dikira gue takut hah?!" Sentak Kavin

"Shh.. hentikan semuanya Kavin."

"Shut... kalian mending diem deh. Tau gini gak gue bukain lakbannya." Kavin kembali mengambil lakban baru dan menutup mulut mereka kembali.

"Emhh.. emhh.."

"Nah gini kan enak, cuma emhh, emhh doang. Gue gak bunuh kalian langsung, tapi perlahan. Kalian juga harus ngerasain sakit gue di masa lalu. Camkan itu!" Setelah mengucapkan itu Kavin keluar dengan membanting pintunya.

Kedua orangtua Kavin merasa takut, mereka tidak menyesal telah melukai Kavin dulu. Justru mereka ingin segera terlepas dan menjebloskan Kavin ke penjara atas kasus pembunuhan berencana.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang