Malam ini adalah hari ke 2 Jungwon berada di kediaman Jay. Jungwon masih takut pada Jay, ia takut Jay akan melakukan apa yang dia bayangkan, jika boleh mengatakannya Jungwon belum siap. Tapi ia cukup sadar diri, Ayahnya menjualnya di club malam, lalu Jay membelinya bahkan dengan harga yang sangat di luar nalar. Untuk apa Jay membelinya jika bukan menjadi pemuas nafsunya?
Hah~ Jika mengingat itu rasanya hati Jungwon sangat sakit, ia di besarkan hanya untuk dijual dan menjadi pemuas nafsu pria dewasa seperti Jay. Jika memang ini sudah takdirnya, Jungwon hanya bisa berlapang dada dan menunggu waktu untuk bisa ikut pergi bersama mendiang Mama nya. Jungwon bisa saja kabur dari sana, tapi rasanya sangat percuma dan sia-sia, jangan lupakan Jay salah satu anggota Mafia yang artinya ia bisa menggunakan segala cara untuk menemukannya.
Cklek
Pintu di buka dari luar lalu masuklah Jay, dilihatnya Jungwon sedang duduk termenung di balkon sambil melihat ke arah langit.
"Apa yang sedang kau pikirkan?"
Jungwon tersentak mendengar suara Jay, sepertinya mulai hari ini ia harus terbiasa jika Jay datang dan berbicara tiba-tiba.
"Tidak ada Dad, aku hanya sedang melihat bintang dan Bulan." Jawabnya
"Sudah makan malam?" Tanya Jay lagi
"Sudah, apa Daddy mau makan? Biar aku siapkan."
"Aku sudah makan malam bersama yang lain." Jawabnya, Jungwon mengangguk
Setelahnya Jay pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan Jungwon kembali menatap langit.
10 menit kemudian Jay selesai dengan mandinya. Ia duduk di atas kasur dan menelpon seseorang yang tidak Jungwon ketahui, tak lama seseorang itu masuk membawakan 1 botol minuman dan 1 gelas, setelahnya ia kembali keluar.
"Jungwonie kemari." Panggil Jay yang sudah duduk di sofa.
Tanpa diminta dua kali Jungwon bangun dan menghampirinya, tapi sebelum itu ia menutup pintu balkon terlebih dahulu.
Seperti biasa Jay menarik Jungwon untuk duduk di atas pangkuannya.
"Tuangkan itu untukku."
Tubuh Jungwon sedikit condong kedepan untuk menuangkan minuman dan memberikannya pada Jay. Malam ini Jungwon berpakaian seperti biasa namun masih sedikit sexy, ia memakai hotpans di atas paha dengan kemeja Jay yang nampak kebesaran di tubuh kecilnya.
"Dad~" panggil Jungwon
"Hmm?"
"Boleh aku bersandar di bahumu?"
"Sure, baby."
Jungwon menyandarkan kepalanya di bahu Jay saat sudah mendapat persetujuan. Hatinya sedang merasa sedih, tak ada salahnya kan bersandar pada pria asing yang sudah menjadi tuannya ini.
Gluk
GlukJay menenggak minuman dan Jungwon melihat jelas bagaimana jakun itu naik turun.
"Tidak hanya tampan bahkan jakunnya saja terlihat sangat sexy. Arghh apa ini Jungwon hentikan fikiran anehmu itu." Batin Jungwon.
"Daddy, apa aku boleh mencoba itu?" Tunjuknya pada gelas yang Jay pegang.
"Tidak sayang, ini untuk orang dewasa. Umurmu bahkan belum legal." Larang Jay
"Tapi aku sudah lulus SMA."
"Bukan berarti kau boleh meminumnya."
"Tapi aku ingin mencobanya, aku lihat orang orang selalu bahagia setelah meminum itu." Bibirnya mempout, membuat Jay gemas.