"Balikin buku gue!!" Pekikan seorang pria mungil tak di hiraukan oleh pria jangkung yang selalu asik mengganggunya.
Perkenalkan Jay Brawijaya si pentolan SMA Bintang Harapan dan pria mungil yang selalu ia ganggu Jungwon Angkasa. Mereka berada di kelas yang sama itulah sebabnya Jay selalu mengganggu Jungwon setiap hari. Seperti saat ini, Jay mengambil buku pr Jungwon dan mengopernya kesana kemari bersama ke-3 temannya yaitu Heeseung Dirgantara, Sunghoon Alfaro dan Riki Anggara.
"Balikin buku gue!" Pekiknya lagi, namun tetap saja Jay tak memberikannya. Dengan perasaan kesal Jungwon berdiri di depan Jay dengan ekspresi marahnya.
"Apa? Mau buku ini?" Tanya Jay dengan nada mengejek.
"Balikin atau gue laporin ke guru?!" Ancam Jungwon
"Laporin aja, siapa yang berani negur gue? Tanpa lo laporin pun mereka udah tau kan?"
Jungwon tak bisa membantah, memang benar adanya hampir semua guru tak ada yang menegur Jay. Bukan mereka takut tapi mereka terlalu lelah menegur siswa nakal seperti Jay. Mereka sudah memberikan surat panggilan untuk orangtua Jay beberapa kali, tapi Jay tak pernah berikan pada keduanya. Pernah sekali salah satu guru mendatangi kediaman Jay, namun sayang ia tak bisa bertemu orangtua Jay yang dikatan super sibuk.
Jungwon yang sudah sangat kesal menendang tulang kering Jay, sampai membuatnya meringis kesakitan dan menjatuhkan buku Jungwon begitu saja.
"Arghh sialan lo!!" Geram Jay.
Jungwon mengambil bukunya dan hendak pergi dari Jay beserta temannya, namun Jay yang nampaknya marah mendorong Jungwon sampai terjembab.
"Aww.. shhh.." ringis Jungwon
"Berani banget lo ngelawan gue! Bangun lo!" Sentak Jay
Riki mendekati Jungwon dan menariknya kasar sampai terbangun, lalu membalikan tubuhnya ke hadapan Jay. Heeseung dan Sunghoon hanya terkekeh di belakang Riki.
"Berani lo lawan gue?!" Kilatan marah terlihat jelas di mata tajam Jay.
"Kenapa gue harus takut?" Tantang Jungwon.
Dengan perasaan marah yang memuncak, tanpa hati Jay menendang tulang kering Jungwon pada kedua kakinya, membuatnya memekik kesakitan.
"Argh..!"
"Sakit? Ini belum seberapa, lo liat nanti."
Jay memberi isyarat pada ke-3 temannya untuk meninggalkan Jungwon dan mengikutinya, Riki melepaskan Jungwon dengan cara mendorongnya.
Dengan menahan sakit di kedua kakinya Jungwon bangun dan masuk kembali ke kelasnya. Sementara Jay? seperti biasa ia dan ke-3 temannya pasti membolos entah itu ke rooftop ataupun ke warung di belakang sekolah, mereka biasa menyebutnya marung mang kumis.
Brugh
Jay menendang kursi usang yang ada di rooftop.
"Tck! Sialan banget, bocah itu udah berani lawan gue."
"Tenang Jay, dia gak bakal bisa lawan lebih. Paling cuma segitu perlawanan dia." Ucap Heeseung menenangkan
"Lagian gak ada capek nya lo gangguin tu bocah. Tapi lucu juga sih kalo dia lagi kesel, haha. Muka gemesnya serasa pengen gue cipok." Ucap Sunghoon sambil mengambil rokok di sela sela sofa usang yang tengah ia dan Heeseung duduki.
"Sebelum lo nyipok tu bocah, bibir lo udah gue abisin duluan." Ucap Heeseung dengan tatapan tajamnya.
"Yaelah posesif banget lo Seung," ejek Riki
"Haha jangan sebut Heesung Dirgantara kalo gak posesif." Celetuk Sunghoon
"Nih, biar pala lo dingin." Heeseung melemparkan bungkus rokok beserta korek nya ke arah Jay.