"KAK JAY!!!"
"PAPA!!"
Teriakan Jungwon dan Jia begitu keras.
"Mama tolong Papa!" Jia menangis histeris.
"SI-SIAPAPUN, SIAPAPUN TOLONG BANTU SUAMI SAYA!!" Jungwon berteriak pada warga yang berdatangan.
"JANGAN HANYA DI LIHAT, TOLONG SUAMI SAYA!!" Jungwon mulai berteriak histeris. Tubuhnya terasa sangat sulit hanya untuk sekedar bangun, kakinya terasa lemas seperti jelly.
Jungwon menangis memeluk Jia, karna orang-orang hanya melihatnya tidak ada yang membantu Jay sama sekali. Ia menangis tersedu-sedu bersama Jia.
"Sayang, maafin Mama ya nak. Maafin Mama."
"Tolong Papa, Papa kesakitan Mama."
Jungwon semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Jia, matanya terpejam. Hatinya benar-benar sakit, ia tak bisa melihat semuanya berakhir seperti ini. Ia mau Jay kembali.
Hug
"Tenang sayang.. Papa disini."
Chup
ChupJungwon langsung membuka matanya, ia benar-benar terkejut. Di hadapannya adalah Jay, dia baik-baik saja, dia masih hidup, dia hanya terluka dengan sedikit goresan di keningnya. Jay memeluk dan mengecup kening Jungwon dan Jia.
"Kak.." lirih Jungwon
"Papa!" Pekik Jia
"Iya sayang, aku disini. Hai princess, Papa disini." Jay tersenyum menatap keduanya.
Jia berdiri dan menubrukkan tubuhnya pada Jay, begitupun dengan Jungwon yang memeluk Jay sangat erat. Tangisan Jungwon semakin deras, ia memukul punggung Jay bertubi-tubi.
"Kalian lebih baik masuk dulu, biar polisi yang urus semuanya. Saya sudah memanggil polisi untuk segera datang ke lokasi, dan tolong berikan tuan ini air minum, mungkin dia masih shock. Karna wajahnya sangat pucat saat melihat mobilnya hancur di hadapannya." Ucap salah satu warga disana.
Jungwon mengangguk, mereka membantu Jay masuk karna tubuhnya masih lemas. Setelah Jay, Jungwon dan Jia masuk beberapa orang yang membantunya langsung keluar setelah sebelumnya Jungwon mengucapkan terimakasih.
"Ini diminum dulu." Jungwon memberikan segelas air.
Jay menegak air sanpai tandas, mungkin benar ia terlalu terkejut dengan kejadian barusan. Jia terus memeluk Jay sambil mengusap dadanya.
"Papa ndak papa kan? Ada yang sakit?" Tanya Jia dengan wajah khawatirnya.
"Nggak sayang, Papa oke."
Jia memeluk Jay lagi, lalu Jay memangku Jia dan mengelus rambutnya sampai Jia tertidur.
"Jia udah tidur, sini biar aku bawa ke kamarnya." Jungwon mengulurkan kedua tangannya.
"Biar aku aja, dimana kamarnya?"
"Tapi kamu ma-"
"Gapapa, dimana kamarnya?" Tanya Jay dengan lebih melembutkan nada nya.
"Disana, di samping kamar aku." Tunjuk Jungwon pada kamar dengan pintu bercat putih dengan stiker bergambar pororo.
Jay mengangguk kemudian membawa Jia ke kamarnya.
"Selamat tidur princess Papa."
Chup
Setelah dirasa Jia sudah nyaman di atas kasurnya, Jay mengecup lama keningnya dan keluar kembali menemui Jungwon yang masih duduk di sofa.
Jay duduk lagi di tempatnya semula, ia menatap Jungwon dari samping.