0.5

180 18 0
                                    

Hari itu hujan deras membasahi tanah, cuaca berubah menjadi dingin, yang membuat seluruh siswa merasakan kantuk yang luar biasa, namun tidak untuk Vaja yang setia memperhatikan papan tulis yang berisi angka angka yang sulit untuk dimengerti.

"Vaja noh, betah amat ngeliatin angka" ucap Adena

"Daripada lo, tidur mulu" ucap Cherry dengan sinis

"Aku tak sempurna, tak perlu sempurna" balas Adena bernada

"Bangke"

"Diem! " ucap Vaja

"Iya, baginda" balas Adena

"Kenapa lu, No? " tanya Hendro kepada Vain

"Gue gapapa, cuma hari ini Acha ngajak ketemuan"

"Ngapain? Ngajak baikan? " tanya Bara

"Ya gue gatau" balas Vain acuh

"Vaja! "  panggil Liandra

"Apaan? " Vaja menoleh ke arah orang yang memanggilnya

"Gua mau nanya"

"Nanya aja, buat apa ngomong dulu"

"Lo deket sama Revaino? " tanya Liandra yang membuat Vaja sedikit kaget

"Engga, gue ga deket"

"Kemarin anak anak bilang lo berangkat bareng dia"

"Gue aja gatau Revaino yang mana" Liandra mengambil handphone nya dan memperlihatkan foto seseorang

"Ini anjir, Revaino Zaydine"

"Oh dia, iya kemarin gue berangkat bareng dia"

"Kok bisa? "

"Ga sengaja ketemu di supermarket"

"Terus? Kok bisa lu bareng dia? "

"Dia yang nawarin gue"

"Serius? "

"Iya, gue serius Lia. Orang dia sendiri kok yang nyuruh gue ikut dia"

"Ga salah lu? Wah gila, baru dia bulan udah ada yang takluk anjay"

"Maksud lo? "

"Sejauh ini, Vain pacaran sama orang ga bener bener serius, dia cuma ga mau buat cewe yang confess ke dia malu, jadi dia pacarin. "

"Then? "

"Jadi, dia pacaran karena kasian. Hati hati, jangan suka dia dah gua bilang"

"Siapa yang suka dia anjing"

"Gua"

"Anjing! "

"Cuma gua ga berani confess aja"

"Salah lo lah"

"Ga ada sama sekali perempuan yang berhasil buat dia jatuh yang bener bener dalem, bahkan ga ada orang yang buat dia confess duluan"

"Terus? "

"Gua tau lu suka dia, Vaja! "

"Engga anjir???? Gue ga ada mention kalau gue suka dia"

"Love at the first sight, mata lu gabisa boong"

"Nglantur lo! " ketua Vaja dan lanjut berjalan menuju kantin bersama dengan Liandra

Vain mengeluarkan handphone nya dari kantong celana nya, dan membuka room chat dengan Vaja

Yevaja.

Vain.
Kak, malem ini free?

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang