0.22

136 12 1
                                    

Vain yang mulai kepikiran tentang apa yang teman temannya bicarakan tentang tatapan pacarnya kepada Malvi
"Kalau beneran gimana ya"

"Yaudahlah, gua pasrah aja kalau emang beneran"

Setelah ia bicara seperti itu, ada telfon masuk ke handphone nya
Kriingg.. Kriinggg. Kriingg...

Vain mengambil handphone nya yang ada di meja itu dan melihat siapa yang menelfon nya di jam 5 sore ini

Itu adalah kak Reza

"Kenapa? "
Pulang kamu, dicari mama ucap Reza di seberang sana
"Gak, gua ga minat pulang kalau ada nyokap kesayangan lu itu"
Ayolah, jangan kekanak-kanakan gini
"Kalau gua pulang juga palingan gua bakal dibandingin doang sama lu kak"
Mama mau ngomong sama kamu
"Ya yang di omongin pasti tentang nilai gua yang gabisa kayak nilai lu"
Stop bandingin diri kamu sama aku
"Bilang gitu ke nyokap dan bokap kesayangan lu. Gua bilang gua gamau pulang, gua di apart, gausah larang gua anjing"

Vain mematikan telfon itu lalu membuka roomchat Marvin, mengajak Marvin untuk bermain basket di lapangan yang ada di komplek rumah Marvin

Marvin mengiyakan dan Marvin juga mengajak Bara, Rendra, dan Hendro.

Vain yang masih berada di cafe yang tadi siang ia dan temannya datangi itu langsung pergi dan berjalan ke arah parkiran motor, menghampiri motornya lalu menaiki motor kesayangannya, Vain melajukan motornya menuju komplek perumahan rumah Marvin, namun ia mampir ke supermarket untuk membeli beberapa botol air mineral untuknya dan temannya.

Setelah itu ia langsung ke lapangan, saat sudah sampai di lapangan, sudah ada keempat temannya disana

Mereka bermain bersama cukup lama, bahkan langit yang tadinya orange sudah berubah gelap.

Vain dan temannya break sebentar dan minum air yang sudah Vain beli sebelumnya, Vain mengambil handphone nya, melihat begitu banyak notif di handphone nya, dari wanitanya.

"Lu pada ada bawa rokok gak? "Tanya Vain pada temannya

"Gua bawa, Zay. Kaya biasa" jawab Rendra.

"Bagus, gua minta ntar, males beli gua"

"Aman"

"Mau lanjut? Udah aman? " tanya Hendro yang di jawab anggukan oleh semuanya, mereka kembali bermain hingga jam 9 malam dan saat berhenti mereka ngobrol santai

"Kenapa lu tiba tiba ngajak main, Zay? " tanya Bara

"Gapapa, males pulang aja, dicari nyokap tadi" jawab Vain sambil tertawa sedikit

"Abis ini lu mau kemana? " tanya Marvin

"Gatau gua, Vin. Males ke apart, tapi males pulang juga"

"Siapa sih dari kita semua yang mau pulang, Zay. " ucap Hendro dilanjutkan gelak tawa semuanya

Bagi mereka itu adalah candaan, karena untuk mereka, home is a hell.

"Bagi sebat, ndra" ucap Marvin

"Halaahh, pada ga modal lu semua" balas Rendra

"Bukan ga modall, males beli anying" sahut Hendro

"Ambil noh, dalem tas gua" diangguki Marvin, lalu Marvin mengambil tas milik Rendra dan membukanya, mengambil sebungkus rokok juga koreknya

"Zay, nih! "

Vain yang masih bermain di lapangan itu merasa terpanggil itu menoleh ke arah Marvin duduk dan menganggukkan kepalanya "duluan Vin, gua ntaran"

15 menit sesudah Marvin memanggil Vain itu, Vain berjalan kearah pinggir lapangan dan mengambil sebotol air mineral, ia meneguk air mineral itu hingga habis.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang