0.15

193 17 7
                                    

Papa salah, yang papa khawatirin aku yang di apa apain, padahal sebaliknya.

"Babe, makan dulu" Ucap Vaja yang sedang menyuapi Vain, Vain menggeleng gemas

"Enggakk mauu, Nono kenyanggg sayanggg, mau huggie huggie ajaa"

"Yaudah, aku selesaiin makan, kamu minum dulu sana"

"Ay ay, princess! " Vain berdiri mengambil minum yang ada di kamar Vaja dan mengambilkan segelas untuk Vaja juga

Setelah selesai menghabiskan makanannya, Vaja meminum minuman yang sudah Vain bawakan untuknya, tidak lupa untuk menggosok giginya juga. Setelah semuanya selesai, Vaja menghampiri Vain yang sedang duduk di kasur

"Ry siniii siniiii, huggie huggieee sama Nonoo" ucap Vain dengan semangat saat melihat Vaja menghampirinya

"Iya, sini huggie huggie" ucap Vaja merentangkan tangannya, dengan cepat Vain langsung memeluk Vaja dengan erat

"Jangan terlalu erat, Nono. Aku gabisa nafas"

Vain dengan cepat melepas pelukannya dan menatap Vaja "Nono peluk nya terlalu erat ya? Maafin Nono"

"Gapapa, Nono. Udah gapapa, sini peluk lagi" Vain langsung memeluk Vaja

Lumayan lama keduanya ada di posisi tersebut, lama kelamaan Vaja merasa pegal, dan berkata "Nono boboan di paha aku aja ya? Kita sambil nonton, okay? " Vain mengangguk lalu melepas pelukannya

Vaja duduk bersender lalu membiarkan bayi nya ini menaruh kepalanya di paha nya, diposisi seperti ini, Vain akan terus menatap wajah Vaja dari bawah dan selalu bergumam "cantik"

"Nono mau nonton apa? "

"Nono enggak mau nonton, Ryry aja yang nonton, nono mau hug hug" Vaja mengelus rambut Vain sesekali mengecup kening Vain

Vaja memutar film favorit nya, Nobody. Vain sudah mengubah posisi nya menjadi memeluk perut Vaja. Vain juga sesekali mencium perut Vaja, memasukan tangannya kedalam kaos Vaja untuk mengelus punggung Vaja.

"Nono"

"Hmm?? "

"Tiduran di bantal aja, aku cape duduk" Vain mengangkat kepala nya dari paha Vaja, Vaja merubah posisinya dari duduk menjadi tiduran. Vain menaruh kepalanya di atas perut Vaja, Vaja terus mengelus rambut Vain dengan lembut.

Vain sudah beberapa kali menginap di rumah Vaja, yang membuat Vaja terbiasa dengan sifat manja Vain.

"Nono" panggil Vaja lagi, Vain mendongak menatap Vaja, Vaja terkekeh gemas melihat wajah Vain yang sangat menggemaskan, dengan mata nya yang mulai mengantuk
"Sini, boboannya di sebelah aku" Vain menaruh kepalanya di bantal tepat di sebelah Vaja, lalu menghadao ke arah Vaja ll

"Can I get a kiss? "Vain menggeleng

" kenapa ga boleh?? "

"Kata papa, nono enggak boleh ngapa ngapain kan"

"Yaudah, kalau gitu, aku aja" Vaja menarik Dagu Vain dan memegang rahang Vain, mencium bibir Vain yang lembut tanpa bergerak sama sekali. Tak lama kemudian, Vaja mulai melumat lembut bibir Vain, namun Vain tidak ada perlawanan. Vaja menggigit kecil bibir Vain yang membuat Vain sedikit meringis, Vaja mengelus leher Vain, turun ke bahu, lalu turun ke dada. Vaja menyudahi ciuman itu lalu menatap wajah Vain, dengan bibir yang terlihat basah karena ulahnya

Vaja mengusap pelan bibir Vain "I addicted to your lips, Bae"

Vain mengangguk kecil, lalu menatap mata Vaja dengan lembut "mau peyuuukkk lagiiii"

Vaja terkekeh gemas lalu memeluk bayinya itu sambil sesekali mengecup bibir Vain.

Mereka menghabiskan malam mereka dengan saling memeluk satu sama lain

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang