0.16

120 10 0
                                    

I love you, Aku ngga pernah bohong kalau tentang perasaan

"Can you guys help me? " tanya Vain saat sedang berkumpul di kamar Vain

Mereka sudah pulang sekolah dari 2 jam yang lalu, Vain dan Marvin juga tadi sebelum ke rumah Vain mengantar pasangan mereka masing-masing

"Tumben banget? " ucap Hendro

"Gua pengen confess, sebenernya gua ga perlu confess juga gua tau kalau dia milik gua. Tapi gimana ya"

"Jadi lu minta saran ini? " tanya Rendra

"Minta sumbangan" balas Vain dengan ketus

"Brengsek! " balas Rendra yang membuat temannya tertawa

"I have no idea kalau buat confess" ucap Ambar

Mereka membicarakan tentang Vain yang ingin membuat hubungannya dengan Vaja official sampai akhirnya menemukan cara

"Nginep aja, temenin gua. Nyokap lagi di rumah selingkuhannya kali gua gatau, dari balik tadi ngga keliatan, kak Reza juga kayaknya bakal nginep di kantor" teman temannya mengangguk




Seminggu kemudian, adalah waktu yang Vain tentukan untuk membuat hubungannya dengan Vaja official. Hari itu adalah hari minggu, seperti biasanya pada hari minggu Vain dan Vaja akan menghabiskan waktu bersama seharian berkeliling keliling ntah kemana, dan saat malam Vain mengajak Vaja ke salah satu Cafe yang baru saja buka

Vain sudah menyuruh temannya untuk booking cafe itu untuk seharian penuh, teman temannya juga sudah ada disana sejak siang

"Gua disini aja, udah di book dari siang, sayang duitnya kalau Vain kesininya malem, mending gua nikmatin duitnya kan" ucap Hendro siang itu

"Vain, kemarin kemarin kita lewat sini, ini cafe nya rame terus, ini kok sepi ya? "Ucap Vaja yang di setujui oleh Vain

"Eh, bentar. Kok ada motor temen kamu? "

"Mungkin mereka emang lagi ada urusan kali sama yang punya Cafe. Udah yuk, masuk" Vain menggenggam tangan Vaja dengan erat sambil sesekali mmencium punggung tangan Vaja.

Saat sudah di dalam, Vaja dan Vain berjalan menuju salah satu meja

"Ay, Aku ke toilet bentar ya? " Vaja mengangguk dan Vain berdiri lalu berjalan menuju toilet

Sesaat kemudian Vain kembali dari toilet. Ia membawa satu buket bunga yang ntah ia dapat dari mana, menghampiri Vaja lalu memberikan bunga tersebut kepada princess nya

"Can we talk? " Vaja mengangguk

"Okay, I wanna ask you. Sejauh ini, kamu udah tau banyak tentang sifat Aku, buruk baik nya sifat aku. Kamu pernah ngerasa cape? " Vaja dengan cepat menggelengkan kepalanya

"If I say that I love you, and I want you to be my girlfriend, kamu bakal bilang apa? "

"Hah? Apa? " Vaja balik bertanya seakan tidak mendengar apa yang Vain ucapkan

"If I say that I love you, and I want you to be my girlfriend. Kamu bakal jawab apa? " Vain mengulangi pertanyaannya

"Siapa yang mau nolak seorang Revaino, aku tanya? "

"Banyak orang yang ngga percaya dengan 'love at the first sight' aku salah satunya, but setelah aku ketemu kamu pagi itu, di depan supermarket, aku mau ga percaya dengan itu aja udah susah banget. I'd fall for you. I love you from the beginning of our meeting. Awalnya aku pikir aku cuma penasaran sama kamu, tapi ngga. I love you. Just be my girlfriend, dan kita akan dengerin our favorite song every day. "

"Will you be my girlfriend? " Vaja sedikit shock dengan itu namun ia dengan cepat langsung menganggukkan kepala nya

"So? You're mine, now? "

"I'm yours, dari awal kita ketemu"

"But now we're officially dating"

"I'm yours, baby"

"Thank god, aku mau nangis masa"

"Ututututuuu, jangan nangis bayiiii" Balas Vaja terkekeh pelan sambil mengusap pipi Vain

Saat Vaja mengelus lembut pipi Vain, tiba tiba saja beberapa orang keluar dari arah toilet dimana tadi, teman teman Vain lah yang keluar, menghampiri meja mereka, terdengar juga lagu P.S. I LOVE YOU by Paul Partohap

"Selamat ya, udah gak HTS lagi" ucap Marvin dengan sedikit mengejek

"Diem lo! " balas Vain

"Peje jangan lupa yah banh" ucap Ambar

"Lah, lo berempat dari siang kan disini, gua juga udah bilang pesen aja apapun yang kalian mau"

"Idih, itu kan belum jadian, hitungannya bukan pj"

"Anjing lo! "

"Udah, sayang" ucap Vaja yang membuat Vain mengangguk pelan

"Anjir, giliran Vaja aja lo" ucap Rendra

"Ngapa? Iri? Cari pacar makanya" balas Vain

"Ada ya gua njing! "

"Ada apaan, cewe lo brengsek modelan gitu juga"

"Gitu gitu tetep pacar gua, brengsek! "

"Pacar kok ketemu kaga pernah, chat kaga pernah, telfonan apalagi. Chat lo noh, di diemin doang" ucap Hendro

"Diem lo! Dia sibuk ya anjir"

"Lo liat Vain, Sesibuk-sibuknya dia masih sempet ketemu kita, ga ada orang sibuk yang sampe segitunya, Ndra" balas Ambar

"Udah udah, gausah berantem. Perasaan ga ada yang tau" ucap Marvin menengahi

Sedangkan Vain? Vain sedang asik menatap wajah cantik wanita yang ada di depannya ini dengan tatapan yang sangat lembut dan tatapan itu seakan-akan memberi isyarat bahwa ia menginginkan wanitanya ini untuk selamanya

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang