0.12

139 17 0
                                    

"We fell in love, not in October but in April"




Pagi itu, kelimanya bangun dengan posisi yang sedikit agak ambigu karena posisi mereka tidur semalam saling berpelukan satu sama lain seperti teletubbies

Vain adalah orang yang bangun terlebih dahulu dari ke empat temannya, ia langsung mandi dan bersiap untuk sekolah. Setelah mandi, Vain berjalan masuk kedalam kamar dimana teman temannya tertidur, dan membangunkan mereka satu persatu, setelah itu ia mengambil handphone nya

Vaja.

Berangkat bareng?

Boleh emang?

Apa alesanku untuk ga bolehin?
Kan aku yang ngajak

Yaudah, aku juga males ketemu papa

Yaudah, nanti ku jemput bareng anak anak ya
Sekalian aku bawain sarapan

Setelah itu, Vain pergi ke dapur untuk membuatkan sarapan untuk teman temannya. Ia hanya berfikir untuk membuat nasi goreng untuk pagi ini, karena stok makanan dan lain lain di apart itu sudah mulai menipis

"Yaudah lah, daripada gak sama sekali" Vain mulai memasak nasi goreng yang akan ia bawakan untuk "cacar" katanya

Setelah selesai masak, dan ke empat temannya juga sudah selesai bersiap, Vain memanggil ke empat temannya untuk sarapan, sedangkan ia mengambil kotak makan dan memasukan nasi goreng buatannya ke dalam kotak tersebut

"Tumben lu bawa bekal" ucap Hendro yang merasa sedikit aneh

"Buat Cacar" balas Vain sambil terkekeh

"Anying, cacar apaan cok? Sakit lo? " tanya Rendra

"Calon pacar" Vain menjawab cengengesan

"Najis anjing! " balas ke empat temannya, sedangkan Vain hanya tertawa kecil lalu memakan sarapannya

"Pakai mobil gua aja, gua mau jemput Vaja sekalian, udah janji tadi"

"Njrit, bucin lu anjing" ucap Bara

"Kayak ga pernah muda aja"

"YA LO PIKIR GUA UDAH TUA? "

"Yaelah, ga paham nih"

"Udah elah, gausah berantem. Tar telat ini" ucap Marvin menengahi

"Yaudah, ayo berangkat" ucap Rendra yang di anggukkan ke empat temannya

Vain dan temannya pergi ke sekolah, namun sebelum itu mereka menjemput 'cacar' terlebih dahulu

Saat mereka sampai di sekolah, Vain memarkirkan mobilnya dan mematikan mesin mobilnya lalu keluar untuk membukakan pintu untuk Vaja

"Silahkan baginda ratu" ucap Vain bercanda

"Gausah aneh aneh! " balas Vaja yang membuat Vain terkekeh gemas

"Ini, aku tadi bawain nasgor. Belum sarapan kan? Yaudah makan ini aja" Vain memberikan paperbag yang berisi kotak makan itu

"Lengkap sama jus mangga" Vaja memberikan jempol kepada Vain

"Terimakasih, anda sangat ramah, bintang satu"

"Baik, sama sama nyonya" setelah itu keduanya tertawa

"Aneh, ga ada yang lucu mereka ketawa" ucap Chaery di jawab anggukan oleh Liandra dan Adena

"Vaja! " panggil Liandra yang membuat Vaja dan Vain menoleh ke arah asal suara

"Itu temen ku. Yang itu, namanya Liandra, katanya dia suka sama kamu"

"Tapi aku sukanya kamu, gimana? "

"Gausah bercanda! Ga lucu! "

"Siapa yang bercanda? "

"Bodo ah" Vaja berlari kecil ke arah temannya

"Hati hati, baginda! "  ucap Vain yang membuat Vaja yang tadinya berlari kecil berhenti dan menoleh ke arah Vain, menatap Vain dengan tatapan tajam. Sedangkan yang di tatap hanya cengengesan

"Gila, Chay. Lo cepet banget, gue mulai juga belum" Liandra berkata demikian setelah melihat interaksi Vain dan Vaja

"Gue ga mulai, dia yang mulai semuanya. Jadi gue masih di garis start berdua sama lo, cuma dia yang narik gue untuk ke finish tanpa perlu gue berusaha"

"Enak ya, jadi orang cantik"

"Bahkan lo lebih daripada gue, lo bisa aja cari laki-laki lain anjir. Atau temen temennya crush lo, pada cakep cakep noj"

"Kalau lo ngakuin mereka cakep, kenapa ga lo aja yang sama mereka?"

"Gue mau sama mereka, kalau mereka ngejar gue"

"Udah anjir kenapa kalian malah berantem karena Vain gini sih" Ucap Chaery menengahi

"Temen lo noh" ucap Vaja

"Kok gue? "

"Udah anjir! " ucap Adena yang mulai muak dengan perdebatan unfaedah itu





"dua bulan lagi udah ujian akhir semester, how? " tanya Marvin

"Yaudah, kita juga udah prepare dari 2 bulan sebelumnya. Materi juga pasti udah nyantol di otak kali" jawab Rendra dijawab anggukan oleh Hendro, Bara, dan Vain

"Tebak dah siapa yang bakal jadi juara pertama" ucap Bara

"Gausah di tebak, udah ketauan"

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang