I love you endlessly, Yevaja. I really do, jangan pernah tinggalin aku, I beg you. Aku ga tau Aku akan gimana kalau kamu ngga ada sama aku.
"Kamu udaah ngantuk itu, ayo bobo aja" ucap Yevaja kepada Vain. Vain yang memang sudah sangat mengantuk itu hanya menganggukkan kepalanya selagi Vaja mematikan televisi
Vain bangun lalu kembali merebahkan kepalanya di bantal. Menatap Vaja yang sudah duluan membaringkan tubuhnya.
"Ay" panggil Vain, dibalas deheman dengan Vaja"Listen, kalau kamu ada masalah atau apapun itu. Please, tell me. I'm all ears, okay? "
"Kenapa kamu tiba-tiba ngomong gini? "
"Aku bakal ada selalu sama kamu, selama yang aku bisa, selama aku ada di sini, aku bakal terus sama kamu, dengerin cerita kamu, keluh kesah kamu, dan jadi rumah kamu"
"Aku mau kamu, dan hanya kamu. You treat me like this, thanks. I've never been treated like this before, becoz my mom don't give a fuck about me"
"My parents never cared about me, they only care about Kak Reza, everything about kak Reza. But you, you're the only one who can make me feel this way. "
" Never appreciate anything I have, nilai ku, prestasi ku, semuanya. They never be proud of me"
"But I have Rendra, Marvin, Hendro, Bara"
"Dan kamu" lirihnya"I love you, endlessly"
"Kamu bilang kamu ga suka liat perempuan nangis kan? Apalagi aku dan mama kamu?? Kenapa kamu terus terusan bikin aku mau nangis??? "
"Didn't mean to make you cry, hun. I just want you to know what I feel"
"Jangan ngomong gitu, aku cengeng"
"Aku sayang banget sama kamu, I love you so much, ay. Aku janji sama kamu, aku akan selalu sama kamu selama yang aku bisa"
"Udah ah, kamu makin lama makin bikin aku mau nangis. Tidur aja" Vaja meraih tangan Vain dan mengelus punggung tangannya lembut. Vaja mendekatkan wajahnya ke wajah Vain, dan kedua bibir mereka bertemu, Vain sama sekali tidak ada pergerakan, namun Vaja mulai melumat bibir Vain, lembut, tidak ada nafsu, Vain tulus mencintai Vaja, Vain akan mencintai Vaja selama yang ia bisa.
Vaja mengelus rahang Vain lalu naik ke kepala Vain, ia mengelus rambut Vain dengan lembut sambil melumat bibir kekasihnya
Vain menyudahi kegiatan tersebut, ntah apa alasannya, Vain mengusap bibir Vaja yang basah, dan mengecup bibir kekasihnya sekali lagi.
"I love you, so much. " ucap Vain
"I love you too! "
"No! "
"Loh? Salahnya dimana? Kamu bilang I love you you aku bales I love you too? "
"Aku gatau apa itu ilyt, aku taunya I love you more. " Balas Vain dengan wajah kesal nya
"I love you more sayangku cintaku" ucap Vaja yang membuat Vain kembali tersenyum lebar.
"Aku lebih more more more more"
"Engga, I love you more more more more more more more more"
"Aku lebih more more more more more more more more more more more more more more more more more"
"Udah ah, ayo bobo"
"Leggooooooo! "
"Ay, bangun" Vaja yang bangun lebih dulu sudah selesai mandi, Vaja membangunkan pacarnya itu, dengan lembut mengelus pipi Vain dan mengecup pipinya
"Masih mau bobooo"
"Bangun sayang, sekolah"
"Ay"
"Kenapa sayangku? "
"Gamau sekolah, mau bobo sama kamu ajaaa"
"Bangun, sayang"
Vain membuka matanya, dan menatap wajahnya kekasihnya itu
"Iya iyaaa. Kamu udah mandi? " Vaja mengangguk, Vain tersenyum lalu bangun, untuk mandi dan bersiap siap untuk ke sekolah."Ayy, bathrobe nya ketinggalaaaannnn" teriak Vain dari kamar mandi yang membuat Vaja menghela nafas, Vaja yang tadinya duduk di atas kasur, berdiri dan mengambilkan bathrobe milik Vain.
"Nih" Vain membuka pintu kamar mandinya sedikit, lalu mengambil bathrobe nya. Tak lama kemudian Vain keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah
"Sayang, baju aku mana? "
"Tuh, pake baju kaosnya dulu" Vaja menunjuk pakaian untuk Vain yang ia taruh di ujung kasur, Vain berjalan untuk mengambil pakaian nya, lalu keluar dengan mengenakan baju kaos hitam dan celana pendek
Vaja yang melihat Vain sudah mengenakan pakaiannya, langsung berdiri dan mengambil handuk kecil untuk mengeringkan rambut Vain
"Nih, keringin rambutnya" Vaja memberikan handuk yang sudah ia ambil
"Ay? " balas Vain dengan tatapan heran
"Astaga, iya iya. Duduk. " Vain tersenyum lebar laku duduk di pinggiran kasur, Vaja yang ada di belakangnya mulai mengeringkan rambutnya
Vaja sudah siap dengan seragam nya, setelah membantu Vain mengeringkan rambutnya, ia langsung mengenakan seragam sekolahnya, sedangkan Vain? Ia sedang duduk di atas kasur, masih dengan baju kaos hitamnya dan menonton kartun favorit nya.
"Bangun, sini pake baju, udahan nontonnya" ucap Vaja dengan suara lembutnya, Vain mengangguk lalu berdiri menghampiri kekasihnya
Vain yang sudah berdiri di hadapan Vaja itu tersenyum melihat wajah kekasihnya yang sangat cantik
"Kenapa kamu senyum senyum gitu? ""Enggak, gapapa" balas Vain sambil menggelengkan kepalanya pelan. Vaja membantu Vain mengenakan seragam nya, merapihkan rambutnya, setelah semuanya siap, keduanya langsung turun menuju ke ruang tengah, menghampiri pak Dimas
"Pah, kita langsung berangkat aja" ucap Vaja
"Oh yaudah, hati hati. Zay, hati hati bawa anak papa! "
"Ay ay pah! " balas Vain
Vain dan Vaja berjalan keluar rumah, menuju dimana motor Vain di parkirkan.
"Ay tau gak? "Vain menggeleng "ga tau lah, kan kamu belum bilang"
"SABAR DULU ELAH, BELUM AKU NGOMONG"
"Makanya, ngomong tuh jangan di potong potong"
"Iya makanya dengerin dulu"
Vain mengangguk "iya iya, ini aku dengerin" balasnya lalu mengambil helm Vaja, merapihkan rambut Vaja, dan memakaikan helm untuk Vaja
"Kata anak anak kelas, ada anak baru"
"Kelas mana? "
"Masih belum tau, tadi Cherry ketemu"
"Cowo? " Vaja mengangguk
Vain mengangguk lalu memakai helm nya sendiri, ia menaiki motornya, menurunkan footstep untuk kekasihnya, membiarkan Vaja menaiki motornya sendiri
Vaja yang merasa perlakuan pacarnya sedikit berubah merasa aneh
"Kamu kenapa deh? Kok tiba-tiba diem gitu? ""Enggak kok, gapapa"
Vote dong bray
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
Random"I love you forever" - YA you lie. "Pada intinya your heart was never mine, Ay" -RZ "My heart was for you, cuma ke bagi" - YA "Gue gamau balas dendam, gue cuma pengen lo ngerasain apa yang gue rasain" "Ayo putus" "Kamu yakin? " "Kalau aku cuma bisa...