0.13

160 14 0
                                    

Fast forward
Sebulan kemudian

Sebulan keduanya dekat, mereka berdua makin makin

Bahkan Vaja ataupun Vain sudah tidak sungkan untuk berkata ily ataupun memanggil sayang satu sama lain

Vain menelfon Vaja yang sedang ada di kelas itu

Kenapa nelfon? Ada pak Trimas, ntar di omelin

Gapapa, kangen hehehe

Ga penting gua matiin ya?

Eh eh eh, jangan sayaaangggg

Yaudah kenapa?

Gapapa, mau izin nanti sore aku bakal basket

Yaudah, buat apa izin sama aku?

Ya aku harus tetep izin lah, jadi nanti aku anter kamu dulu ke rumah, baru aku basket

Gausah, aku nanti pulang pake ojol aja

Enggak! Sama aku aja pulangnya!

Aku pulang pake ojol aja, kasian kamu bolak-balik

Aku bilang sama aku, ya sama aku!

Yaudah iya

Vain pernah berkata kepada temannya "kenapa gue kalau udah sama Vaja jinak banget ya? "

Namun, bagi temannya itu terbalik, Vain lah yang sangat jinak terhadap Vaja. Apapun yang Vaja katakan akan di turuti, apapun yang Vaja suruh, akan di lakukan, apapun yang Vaja perintahkan, akan di kerjakan

"Kalau udah bucin akut udah biasa" kata ke empat teman dari Vain

"Brengsek! " balas Vai


-jam istirahat

"Aku beliin makan ya? Aku aja yang ngantri, kamu gausah, nanti kamu nya cape" ucap Vain sembari mengelus punggung tangan Vaja dengan tangan kirinya dan tangan kanannya naik untuk mengelus pipi Vaja

Vain berdiri dan bertanya "kamu mau makan apa? Ayam goreng? " Vain tau bahwa Vaja sangat menyukai ayam goreng, apalagi ayam goreng buatan Vain, tapi karena tadi pagi dia tidak sempat masak. Jadinya ia harus beli
Mk
"YES YES! Aku mau ayam goreng" balas Vaja semangat yang membuat Vain tersenyum dan mengelus rambut lembut milik Vaja

"Buset, dunia milik berdua, yang lain mah ngontrak cok" ucap Ambar sinis

"Iri? Bilang dek"

"Alay lo"

"Di ajarin Marvin"

"Bangsat, bawa bawa gua lagi anjir" ucap Marvin

"LAH LO YANG NGAJARIN GUA JAMET"

"MANA ADA ANYINK"

"Terbukti cui"

"Berisik amat lo pada" ucap Marvin

"Kayak ga biasa aja, Mbar" balas Hendro

"Biasa banget sih gua, cuma cape aja"a



"Aku anter ya" bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu, Vain sudah bersama dengan 'wanita' dari 3 menit yang lalu, berjalan bersama di Koridor dengan tangan yang menggenggam satu sama lain.

"Aku mau nontonin kamu, boleh? " tanya Vaja

"Beneran? "Vaja mengangguk dengan semangat sambil menatap Vain " yaudah, bentar aku izin ke papa kamu dulu" Vain mengambil handphone nya yang ada di saku celana nya lalu menelpon ayah dari 'wanita' nya

"Sama Zay pasti aman, pak" Vain berucap dengan sedikit terkekeh lalu memasukkan handphone nya kembali ke saku celananya

"Ayo, ay. Dibolehin sama papa" Vaja dengan semangat langsung mengikuti langkah Vain menuju lapangan sekolahnya

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang