0.20

149 12 2
                                    

Selama di perjalanan, Vain hanya diam. Tidak bicara satu kata pun kepada Vaja

ini anak kenapa dah, diem mulu perasaan

Saat sampai di sekolah, Vain langsung melepas helm nya, tanpa membantu Vaja melepas helm nya. Vaja yang kesusahan melepas helm nya itu dilihat oleh Vain, Vain menghela nafas kasar lalu menghampiri kekasihnya itu dan membantunya melepas helm nya

Setelah helm itu terlepas, Vain menaruh helm Vaja di atas motor dan langsung berjalan menuju kelas nya, tanpa menghiraukan Vaja

"Ini anak marah sama gua gara-gara apa anjir? " tanya Vaja pada dirinya sendiri, Vaja berjalan menuju kelasnya tanpa di temani oleh Vain.

Duh, kok gue ngerasa ga enak tentang ini anak baru dah

Saat sampai di kelasnya, ia langsung menaruh tas nya di atas meja, dan menghampiri temannya.
"Gue mau nanya"

"Yaudah, nanya aja" jawab Adena

"Nama anak barunya siapa? Kelas berapa? "

"Sebelas ips 2, namanya Malvian. Gua lupa nama panjangnya" jawab Chaery

"Anjing! " umpat Vaja

"Kenapa lo anjir? Tiba-tiba ngumpat gitu"

"Enggak, gapapa" balas nya
Ga mungkin kak Malvi kan? Dia kan di New York

"Aneh lo anjir! " ucap Liandra






-Vain pov-

"Vin, katanya ada anak baru, kakel? "

"Iya, bener. " jawab Marvin

"Siapa namanya? Kelas? "

"Malvian, Malvian Caesarsio. Lu pada pasti tau lah anjir. Kelas sebelas ips 2 kayaknya. "

"Bukannya abang tiri lu? " tanya Rendra

"Ya.. Iyaa. Makanya gua bilang, lu pasti tau"

"Ngapa tiba-tiba pindah, Vin? Bukannya dia di New York? " tanya Bara

"Gatau tuh anaknya, ntah apalagi yang mau dia hancurin disini"

"Agak anjing juga ya" balas Hendro

"Emang anjing, dari bibit bebet bobot nya juga udah anjing! "

"Udah liat anaknya emang? " tanya Rendra

"Ya belum, gua juga baru dateng"

"Udah lah, nanti juga pasti ketemu waktu di kantin" jawab Vain










-jam istirahat

Vaja merasakan keanehan pada Vain hari ini, tadi pagi Vain tidak mengantarkannya ke kelas, dan saat istirahat pun Vain tidak menjemputnya untuk ke kantin bersama.
"Mana pacar lu, Chay? "Tanya Adena

"Gatau anaknya, biarin aja"

Keempatnya berjalan menuju kantin beriringan bersama, sambil bercanda sedikit.

"Bokap lu disini, Chay? "Tanya Adena diangguki Vaja

"Iya, dia masih disini, belum balik kesana"

"Berapa lama? " tanya Liandra

"Paling besok atau lusa balik"

"Kalau gitu hari ini kita ke rumah lo, sebelum bokap lo pergi lagi" ucap Chaery

"Ngapain anjir? "

"Mau morotin bokap lo! Ya silaturahmi lah" balas Chaery

"Anjing"

Saat keempatnya sampai di kantin, Vaja mencari keberadaan kekasihnya. Namun bukan kekasihnya yang ia temukan

"Hah? Beneran kak Malvi? "

"Kenapa, Chay? " tanya Liandra

"Itu? Anak baru? "

"Iya, Malvian Caesarsio" jawab Chaery

"Anjing! Kenapa lu baru kasih tau gua nama panjangnya si?! "

"Ya gue kan lupa anjir tadi pagi, kenapa lo marah gini dah, Chay? "

"Ah elah" Vaja memalingkan pandangannya sembari kembali mencari keberadaan kekasihnya

Setelah menemukan tempat Vain dan temannya duduk, ia langsung bergegas menghampiri meja pacarnya itu dan duduk di sebelah pacarnya

Vain yang terkejut karena Vaja yang tiba-tiba duduk di sebelahnya itu langsung memandang wajah Vaja yang terlihat agak kesal bercampur sedih.

"Kenapa tuh? " tanya Marvin

"Mana gua tau" balas Vain acuh

Tak lama kemudian teman temannya Vaja juga ikut duduk di kursi dan ngobrol bersama.

Vaja terlihat menatap tangannya dengan tatapan yang seperti sedang berpikir
Anehnya, pacar gua ngapa dah

Saat semuanya sedang asik bercanda satu sama lain, tiba-tiba ada yang menghampiri mereka semua

Ya, Malvian Caesarsio.

"Mau ngapain lu kesini? " tanya Marvin

"Santai, dek. Gua ga mau ngapa ngapain" balas Malvian dengan sedikit mengejek.

Vaja yang mendengar suara itu mengangkat kepalanya untuk menatap siapa yang sedang berbicara dengan mereka

Fuck, it's him!

"Hah? Bentar, ini kamu, Chay? "Tanya Malvian

" anjing! Lu siapa bangsat? " ucap Vain dengan Tegas

"Diem! Gua ga ngomong sama lo, tapi sama Chaya, anjing! "

"Iya lu siapa? Apa urusan lu? Alasan untuk ngobrol sama Chaya apa? "

Vaja menatap Malvian dengan tatapan teduh nya dengan mata yang berkaca kaca.

"Lo ngapain disini, kak? " tanya Vaja lirih.

Teman teman Vain dan Vaja yang tidak mengetahui apa apa hanya diam.

"Kamu kenal sama dia? " tanya Vain

"Kamu diem dulu, ya? Please! "
"Jawab gue kak! Lo ngapain disini? "

"Aku nyari kamu lah! Untuk apa lagi? Kamu waktu aku cari di apart mu, udah ga ada lagi, apart mu kosong. Aku panik Chay! "

"Bukan gue yang ngilang, tapi lo kak! "

"Aku ngilang gimana, Chay? "

"Lo ga ada kabar berbulan-bulan kak, dan karena lo ga ada kabar, gua gabisa ngapa ngapain disana, karena gua selalu sama lo disana kak! Bukan gua, tapi lo yang ngilang kak! Lo seenaknya ninggalin gua sendirian, dan puas hidup sama partner fwb lo itu, bahkan lo bales chat gua aja ngga kak! "

"Anjing! " umpat Vain, Vain berdiri dan pergi meninggalkan mereka semua disana, pergi ntah kemana

Marvin yang melihat temannya itu pergi langsung berdiri
"Gua gatau apa yang mau lu hancurin disini,tapi gua minta gak usah sentuh orang orang yang gua sayang di sini, gua ga segan buat bikin lo mati anjing, Malvian Caesarsio"

Marvin berlari mengikuti kemana arah Vain pergi tanpa menghiraukan teman temannya

"Kenapa lu selalu punya pikiran kalau gua bakal buat lu hancur, dek? Gua ga sejahat itu, sama adik gua, walaupun lu bukan adik kandung gua, lu tetep adik gua, Vin" gumam Malvi

Hendro yang mendengar itu mengelus lengan Malvi
"Susah buat dia nerima itu, kak. Tapi gua akan bantu lu"






Ketebak gak bray endingnya?? Mikir yuk mikir.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang