0.31

111 11 1
                                    

Vain yang tadi merebahkan tubuhnya di kasur itu perlahan-lahan terlelap. Vaja yang telah menyelesaikan makannya itu berdiri dan menghampiri kekasihnya. Ia mengelus elus rambut Vain dan tersenyum hangat.
"Maaf, aku sayang kamu"

Vain yang agak sedikit terganggu karena elusan tangan Vaja itu mengubah posisi tidurnya, yang tadinya terlentang itu menjadi miring menghadap kanan
"Sayang, posisi bobo nya yang bener." Ucap Vaja sambil terkekeh pelan melihat Vain yang tidur

Vain yang tidur sangat nyenyak itu tidak bergerak sama sekali. Vaja yang gemas melihat pacarnya itu mengecup seluruh wajah pacarnya, agar ia terbangun dan berpindah tempat
"Hnggghh" lenguh Vain yang terganggu oleh Vaja

"Sayang, yang bener bobo nya"

"Ganggu aja ahhh" jawab Vain kembali memejamkan matanya

"Sayang, yang bener" Ucap Vaja yang Membuat Vain bangun dan berpindah posisi, merebahkan tubuhnya di kasur, di susul dengan Vaja yang ikut merebahkan tubuhnya di sebelah kekasihnya.

"Mau peluk gak? " Vain mengangguk, Vaja menarik tubuh Vain kedalam pelukan hangat nya dan mengelus elus rambut Vain, dan mengecup kening Vain.

"Sleep well, baby" ucap Vaja dengan terus mengelus rambut Vain. Setelah Vain terlelap, Vaja juga ikut memejamkan matanya, dan ikut tertidur dengan Vain yang ada di pelukannya.

2 jam kemudian Vaja bangun terlebih dahulu. Vain belum sama sekali membuka matanya, Vaja memandangi wajah tenang Vain yang masih tertidur, terlihat sangat lelah.

"Cape banget ya kamu di rumah? Everything's gonna be okay, aku disini sama kamu, jangan ragu untuk cerita sama aku, I'll be there for you, whenever you need me. " ucap Vaja sembari mengelus elus rambut Vain.

Vain yang agak sedikit terganggu itu melenguh "ngghh"

Vaja terus mengelus Vain dengan lembut "cup cup cup cup, bobo lagi" Vaja mengecup kening kekasihnya dengan terus mengelus rambut nya

Cukup lama Vain kembali tertidur, akhirnya Vain terbangun dari tidurnya.
"Selamat malam, sayangkuuu" ucap Vaja saat Vain membuka Matanya.

"Nnnhhhgggg" lenguh Vain dan mengeratkan pelukannya. Vaja terkekeh pelan dan mengelus punggung Vain.

"Bangun, sayangku. Ayo makan dulu, udah malem ini" Vain menggelengkan kepalanya. Vaja mengecup kening Vain drngan terus mengelus punggung Vain.

Vain tetap tidak ingin bangun dan malah makin mengeratkan pelukannya. Vain malah semakin membenamkan wajahnya di dada Vaja.
"Babe, I love you so much"

"Hummm?? "

"I love youuuuu!! "

"Apaaa??? "

"I LOVE YOU SO MUCH PRINCESS!! "

"AHAHAHAHAHHA I love you more sayangkuuu, cintakuuu" balas Vaja yang membuat Vain mengangkat kepalanya dan menatap Vaja, menunjukkan senyum lebar nya dan sedikit terkekeh.

"Kenapa sayanggg?? " tanya Vaja sembari mengelus pipi Vain

"Nda, ndapapa. I love you" ucapnya dengan menyunggingkan senyum nya

"I love you more, baby" balas Vaja yang membuat Vain tersenyum girang

"Kamu tau gak? " ucap Vain yang membuat Vaja menatapnya dengan alis yang diangkat sebelah

"Akuuu sayangggg sekali sama kamuuu!!! "Vaja terkekeh pelan mendengar ucapan Vain itu, iya mengecup kedua pipi Vain dan mencium bibir Vain sekilas

" aku juga sayang kamu! "

"Aku lebih sayang kamu"

"Aku lebih lebih sayang kamu"

"Aku lebih lebih lebih sayang kamu! "

"Aku lebih lebih lebih lebih sayang kamuuu!! " ucap Vain tak mau kalah, yang lagi lagi membuat Vaja terkekeh pelan

"Udah udah ih, ga beres beres nanti. Makan dulu yuk? Udah malem ini, kamu ga laper? "Vain menggeleng sebagai jawaban

" tapi aku laper"

"Yaudah makann"

"Maunya makan sama kamu, maunya suapin kamu makan juga"

"Aku masih kenyang ay, kenyang banget abis kamu suapin nasgor tadi"

"Tapi itu udah tadi siang, liat sekarang jam berapa! Udah jam 8 tauuu! "

"Ya aku tau, kan aku punya mata buat liat jam"

"Berarti liat aku ngga? "

"Pake nanya"

"Sayangku, makan ya? Sama akuu, aku suapin. Mau? " dijawab gelengan dari Vain

"Yaudah, temenin aku mam aja ya, ay? "

"Oke" Vaja tersenyum lalu bangun dari tidur nya, ia menunggu Vain bangun, setelah Vain bangun, keduanya segera keluar kamar dan turun untuk makan.


"Kamu beneran gak mau makan, ay? " tanya Vaja

Vain menggeleng sebagai jawaban dengan tetap menatap wajah cantik pacarnya "enggak, liat kamu makan aja aku kenyang."

"Kamu aneh" ucap Vaja dibalas dengan senyuman oleh Vain.

"Ya berarti kamu juga aneh, karena mau pacaran sama orang aneh"

"Ya gimana, orang aneh nya aja cakep ginii" balas Vaja lalu menatap balik wajah Vain, sembari mengelus pipi Vain. Vain yang salah tingkah, pipi nya mulai memerah, Vain sudah tidak bisa menahan senyum nya, begitu juga Vaja yang memberi senyum menggoda

Melihat Vaja yang menggoda nya, Vain dengan cepat menutup wajah merah nya dengan kedua tangannya, dan menjatuhkan kepalanya ke meja, dibarengi dengan tawa Vaja.

"Lucu banget siii pacarrrr akuuuuu! " ucap Vaja sembari mengelus rambut Vain

"Diem! "

"Lucunyaaaa pacarrkuuuu"

"Aku bilang dieeeemmmmm! "

"Lucu banget lucu banget lucu banget bociiillll" Vaja terkekeh pelan karena gemas akan tingkah laku kekasihnya itu, ia sudah selesai makan, Vaja menaruh piring nya di tempat cuci piring lalu menghampiri Vain dan duduk disebelah Vain

"Udahan dong sayangkuuu"

"Dieemmm! " balas Vain yang membuat Vaja semakin gemas

"Lucu bangetttttt, hadeehhhh. Udah selesai, yuk ke kamar" Vain mengangguk lalu berdiri dengan tetap menutup wajah dengan tangannya

"Udah ihh, nanti kamu jatuh. Sini tangannya pegangan sama aku aja, mukanya ga usah ditutup, sayang" Vain akhirnya menjauhkan tangannya dari wajahnya, dengan wajah yang masih merah, ia menggenggam tangan Vaja dan mengikuti Vaja kembali ke kamar.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang