0.18

132 15 4
                                    

"Yaaahhh pacarku ngambek"

"Engga ada yang ngambek"

"Emang iya? Kalau engga ngambek kenapa gak liat muka aku?"

Vaja mengalihkan pandangannya kembali menatap Vain, lalu mengecup bibir Vain berkali-kali.

"Kamu gabisa diem, gausah ngejek Aku terus! "

"Kalau gini mending Aku berisik terus ya" Vain terkekeh pelan lalu kembali menggendong Vaja, menaiki kasur dengan Vaja yang masih ia gendong, dan menurunkan Vaja di tempat tidur itu

Vain tiduran disebelah Vaja dengan menghadap ke pacarnya
"Kamu cantik"

"Tiba tiba banget? " ucap Vaja yang pipinya tiba-tiba memerah

"Coba kamu liat, jendela kamu belum di tutup. Dia jadi saksi apa yang kita lakuin tadi, you kissed me and do naughty things, but I love it. Look how bright the moon is. But when I look into your eyes, I finally find something that brighter than the moon"
Vaja menatap Wajah Vain yang sedang berbicara itu, lebih tepatnya melihat ke arah bibir Vain yang bergerak karena sedang berbicara. "Yap, your eyes. Your eyes shine brighter than the moon" Vain mengecup kedua mata Vaja lalu tersenyum kecil dan berbisik "I love you, sunshine"

Vain memiliki banyak sekali panggilan untuk Vaja, dan itu tergantung Vain ingin memanggil wanita nya seperti apa. Kadang Princess, Queen, Ay, Sayang, Ryry, ataupun Sunshine.
Sunshine adalah nama yang Vain ambil dari nama tengah Vaja "Chaya" Vaja berkata kalau harusnya nama Chaya itu adalah Cahaya, tapi karena terlalu pasaran jadi diganti menjadi Chaya.
Dan karena tidak mungkin Vain memanggilnya light, jadi ia memutuskan untuk memanggilnya Sunshine.

Karena menurutnya, Vaja adalah matahari terbit yang menerangi langit malam yang gelap. Maksud Vain adalah Vaja yang menerangi nya,membantunya bangun dan semangat, disaat hidupnya sedang tidak baik baik saja, sedang berantakan, saat ia sedang sedih, stress, depressed, anxiety, panic attack ataupun disaat dia sedang punya masalah. Vain adalah langit malam, dan Vaja adalah Matahari terbit.

"I love you more, my baby" balas Vaja lalu kembali mengecup bibir Vain beberapa kali yang membuat Vain tersenyum lebar dengan dimple yang ada di pipi nya "jangan lucu lucu, nanti orang suka sama kamu"

"Tapi aku butuhnya kamu"

"Emang butuh sama suka beda ya? "

"Beda lahhhh! Kalau suka, itu cuma perasaan suka atau adoring doang, kalau butuh itu sayang, cinta, suka, butuh, adoring, semuanya" Vaja yang mendengar itu salah tingkah, dengan cepat ia berdiri untuk mengambil remote tv dan lalu kembali tiduran di sebelah Vain

"I love you"

"Kamu kenapa suka tiba tiba gini sih?! "Vain menggelengkan kepalanya
" aku enggak tau, tapi I swear, I love you so much"

"Udah ah! Nonton aja! " ucap Vaja mengalihkan pandangannya "kamu mau nonton apa? "

"Kamu aja yang nonton, aku enggak. Aku mau liat kamu aja" jawab Vain sambil terus menatap wajah Vaja.

"Jangan liatin aku terus"

"Kenapa emangnya? Gak boleh apa liatin pacar aku? "

"Enggak! " balasnya dengan cepat

"Okay okay, sorry" ucap Vain menundukan kepalanya, hanya bercanda

"Yah yahhhh, kamu marah? Ih enggak, aku bercanda aja, jangan nunduk gitu"

Vain tidak membalas dan hanya memeluk pacarnya itu dengan erat. Vain mengelus rambut Vaja dengan lembut, sembari mengecup leher Vaja beberapa kali

"Kamu beneran gamau nonton? It's your favorite movie, babe"

"Which one? Film favorite aku banyak"

"Hitman's Wife's bodyguard"

"Okay! Ayo nontonn" ucap Vain bersemangat

"Yaudah, lepas dulu peluknya, aku ganti posisi"

Vain bangun dari tidurannya, dan membiarkan Vaja mengubah posisi nya dari berebah menjadi duduk, lalu Vain merebahkan kepalanya di paha Vaja dan menarik tangan Vaja ia taruh di kepalanya "sambil elusin" ucap Vain dengan cemberut

"Iya sayangku, udah nonton ajaa " Vain kembali memfokuskan dirinya kepada televisi yang terputar film favorite nya

Baru sama setengah film berjalan, Vain menguap "sayang, ngantuk? Kalau ngantuk bobo aja, besok di lanjutin film nya, ya? " Vain menggelengkan kepalanya gemas sambil menatap pacar kesayangannya itu

"Ay" panggil Vain yang membuat Vaja menatap Vain yang ada di bawahnya

"Huum? Kenapa, sayang? "

"I love you, so much, and I really do"

"Tiba-tiba banget? " Vain menatap mata Vaja dengan tatapan lembutnya dan kembali berkata

"Yes, I'll always be in love with you, everyday. Kamu tau gak? Falling for you, itu hal yang bener bener mudah untuk aku lakuin, with you, I feel loved. No one makes me feel this way before, I'm gonna treat you better than king treat his queen. I'm gonna love you, and fall for you more and more everyday"

"I love you, bukan karena cara kamu berpenampilan, aku cinta sama kamu bukan karena tubuh dan wajah kamu. I love you, for all the things that makes you, you"

"I love you, my princess"

"Shut up! " balas Vaja lalu menoleh ke sembarang arah menghindari tatapan Vain

"Kamu gak mau bales? "

"Ya ya ya, I love you more" balas Vaja dengan suaranya yang sangat lembut











Nulis chapter ini aku jadi keinget suaranya, lembut banget, I swear beneran selembut itu.
Bukan berarti gwe gamon ya anying, gwe udh punya pacar, cuma pengen buat cerita tentang hubungan gwe yang kmrn aja

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang