0.7

158 18 0
                                    

Vain melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Vaja, dan saat sampai ia mengambil handphone nya dan mengabari Vaja bahwa ia sudah di depan

Vaja membukakan gerbang untuk Vain dan Vain membawa motornya masuk kedalam halaman rumah Vaja

"Mana pak Dimas? " tanya Vain

"Ada di ruang tamu, mau langsung? "

"Enggak, izin dulu sama pak Dimas. Gak enak langsung bawa anak nya keluar"

"Kan kamu udah izin, Vain"

"Kan aku izinnya cuma lewat chat, Vaja"

"Ya seenggaknya kamu udah izin"

"Enggak enak lah cuma izin lewat chat, biar pak Dimas nya tau kalau ini beneran Revaino Zaydine yang bawa anaknya, bukan orang lain"

Vaja tersenyum dan menganggukkan kepalanya lalu menarik lengan Vain dan membawanya masuk kedalam rumah

"Wow, ada Zaydine" ucap pak Dimas

"Selamat malam Pak" balas Vain dengan tersenyum tipis dan sedikit menundukkan kepala nya

"Gausah pake pak lah, Zay. Jangan terlalu formal, kita gak lagi dalam pekerjaan"

"Ga enak pak, kebiasaan kan. Gapapa, Zay juga nyaman manggil pak Dimas begini"

"Yasudah, terserah kamu. Ada apa, Zay, malam begini datang kerumah? "Tanya pak Dimas

" ini pak, saya mau izin ajak Vaja nya jalan keluar, bersama abang dan pacar abang saya, apa boleh? "

"Formal sekali kamu, Zay. Of course boleh lah, bawa saja. Jangan pulang terlalu malam ya"

"Baik pak" Vain sedikit terkekeh dan menganggukkan kepalanya lalu Vain berjalan mendekati pak Dimas, menyalami tangan pak Dimas
"Kalau begitu, saya dan Vaja pergi ya, pak" Vain berbalik arah dan menatap Vaja lalu bertanya "mama mana? Biar sekalian izin ke mama"

"Mama lagi keluar, Vain" Vain mengangguk dan menggandeng tangan Vaja lalu membawanya keluar rumah, memasangkan helm yang sudah ia bawa khusus untuk Vaja

Vain menaiki motornya, menurunkan footstep motornya, lalu mengulurkan tangannya ke arah Vaja untuk membantu Vaja menaiki motor nya.

Vaja dengan cepat memegang tangan Vain dan menaiki motor Vain, setelah Vaja naik Vain segera menyalakan motornya dan melajukan motornya menuju restoran milik Rezandra untuk makan malam

"Kita makan dulu ya? Kamu sudah makan? " tanya Vain kepada Vaja

"Belum, aku tadi mau makan ga ada makanan sama sekali"

"Yaudah"

Saat sampai di resto yang di tuju, Vain memarkirkan motornya lalu mematikan mesin motornya, mengulurkan tangannya ke arah Vaja

"Pegang tangan ku, aku takut kamu jatuh" ucap Vain dengan lembut lalu menggenggam tangan Vaja, setelahnya Vaja turun dari motor Vain, dan diikuti dengan Vain. Vain membantu Vaja melepas helm yang Vaja pakai dan menaruhnya di motor

Vain sedikit kesusahan untuk membuka helm nya, Vaja yang menyadari itu langsung membantu Vain "lain kali, kalau sulit itu ngomong biar aku bantu" Vain tersenyum dan mengangguk kecil

"Makasih" ucap Vain pelan, Vaja mengangguk dan membiarkan Vain menggenggam tangannya

"Mana kak Reza nya, mas Tio? " tanya Vain kepada salah satu orang yang ia kenal disana

"Udah di tunggu dari tadi sama pak Reza dan pacarnya, kak Vain" ucap laki-laki yang di panggil Mas Tio itu
"Anter sama, mas" Tio mengangguk dan berjalan ke arah salah satu meja yang disana sudah ada Rezandra dan Nias

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang