0.8

144 19 0
                                    

"Dikit lagi abis, ayo cepet" Vain membuka mulutnya dan Vaja menyuapkan sesendok nasi goreng

"Bocil, makan lama amat" ucap Reza

"Bacot kak, jalan berdua aja lo sana, gua ga ikut. " ucap Vain merajuk

"Vain" tegur Vaja

"YAH VAIN ENGGAK ANJIR, KAKAK BERCANDA"

"Bacot, ga jadi gua ikut. Gua balik"

"VAIN IH KAN NIATNYA KITA MAU JALAN JALAN ANJIR, KALAU KAMUNYA GAIKUT YA SAMA AJA"

"Bacot, gua pulang"

"Vain, jangan gitu ya? " lagi lagi Vaja menegurnya

"Tuh, denger kata ayang kamu" timpal Nias

"Pergi dah lo bertiga, gua bilang gua balik ya gua balik" ini yang susah, Reza sebenarnya tau Vain jika sudah merajuk akan sangat sulit untuk di bujuk

Vain yang merajuk itu mengambil Handphone nya di dalam saku celana dan memainkan handphone nya tanpa memperdulikan Reza yang membujuknya

"Gua gamau bilang ini, but I have to. Udahan ngambeknya, ntar gua beliin kopi sama permen" Vain yang mendengar ucapan Reza langsung menatap sang kakak

"Deal" balas Vain dengan acuh

"Njing, tau gini dari awal"

"Jangan banyak banyak ya, kopi nya" ucap Vaja di balas anggukan kecil oleh Vain yang menatapnya lembut

Vaja mengelus rambut Vain dan tersenyum kecil "mau di bilang anak kecil, tapi ga ada anak kecil yang suka minum kopi"

"Aku bukan anak kecil"

"But kelakuan kamu iya"

"BENER" timpal Reza

Mendengar ucapan Reza, Vain langsung menatap Reza kesal, dan membuat Nias langsung memukul punggung Reza "gausah cari masalah, kamu buat dia ngambek lagi, Aku balik duluan"

"Lah, kenapa jadi Aku mulu yang salah di sini"

"Karena kamu laki-laki" balas Nias

"Udah, daripada aku makin salah mending kita pergi sekarang" ucap Reza

Vain dan yang lainnya mengangguk, Vain mengambil tangan Vaja dan menggenggam nya erat dengan sesekali mencium punggung tangan Vaja, membuat Vaja tidak nyaman dengan kakak dan pacar dari Vain, Vaja menegur Vain "Vain." Sedangkan yang di tegur hanya tersenyum gemas yang membuat Vaja tidak tega memarahinya.

Mereka berempat keluar dari Resto dan menaiki motor yang terparkir bersebelahan itu.

"Jalan jalan dulu, kalau ada yang mau di beli baru mampir, okay? " di angguki Vain.

Vain menaiki motor nya, memasangkan helm pada Vaja, memasang helm nya, menurunkan footstep, lalu mengulurkan tangannya

Nias yang melihat sifat Vain yang sangat melakukan Vaja ini membuat ia berfikir, kenapa sifat kakak beradik ini sangat bertolak q?

"Kamu ada yang mau di beli gak? " tanya Vain kepada Vaja.

"Enggak tau, jalan aja. Siapa tau nanti ketemu yang Aku pengen" Vain menganggukan kepalanya

"Peluk" ucap Vain

"Hah? "

"Peluk, Vajaaaaaaa. Sini tangan kamu" Vaja mengulurkan tangannya ke depan lalu Vain langsung meraihnya dan melingkarkan tangan Vaja di pinggangnya

"Astagaaa" ucap Vaja terkekeh gemas lalu mengelus perut Vain

"Udah mesra mesraan nya? Kalau udah, ayo jalan" ucap Reza yang membuat Nias tertawa pelan

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang