0.30

78 9 0
                                    

Vain menutup kembali lemari tersebut dan membalikkan badannya menatap Vaja dengan tersenyum tipis

"You're such a naughty Dog. "

"But you say I'm a good dog? "

"Yes you are, but at this time, you're not"

"Let me do this" Vain berjalan mendekat ke arah Vaja, menaruh barang itu di samping nya.

"Not now, please? "

"You want more, right? Let me do this"

"Not now"

"Okay - okay. Yaudah, ayo ke rumah kamu"

"Are you okay? Are you mad at me? "

"Do I look like Im angry? "

"Yes you are. "

"No, I'm not" ucap Vain, berdiri membawa alat itu, lalu kembali menaruh di dalam lemarinya, mengambil tas berisi barang barangnya, dan jaket di kursi.

"Cepat" ucap Vain acuh

Vaja menghela nafas kasar, ia berdiri dari kasur, dan berjalan mengikuti langkah Vain keluar kamar. Vain turun kebawah dan berjalan menuju dapur, ia mengambil segelas air putih untuk Vaja
"Minum! " suruhnya. Vaja menuruti ucapan Vain, ia mengambil segelas air dari tangan Vain, dan meminum nya
"Jangan diabisin, gua juga mau" Vaja mengangguk dan memberi gelas itu yang masih berisi air namun hanya setengah

Vain meminum air dari gelas itu, Vain meminum tepat di tempat dimana Vaja meminum air nya tadi.
Shit. Umpat Vaja dalam hati.

Setelah selesai, Vain meletakkan gelas itu di meja ruang tengah, dan langsung pergi berjalan keluar rumah, meninggalkan Vaja yang masih di ruang tengah
"Tunggu aku! "

Saat Vaja selesai mengenakan sepatunya dan membuka pintu rumah, ia melihat Vain sudah duduk di atas motornya, dengan helm full face nya dan dengan mesin motor yang menyala. Vaja segera menutup pintu dan menghampiri kekasihnya.

Vain memberikan helm milik Vaja dan membiarkan Vaja memakainya sendiri. Vaja mengambil dan memasang helm itu, lalu menaiki motor vespa milik Vain

Keduanya sudah sampai di depan rumah Vaja, Vain menunggu Vaja membukakan pagar rumahnya, setelah selesai Vain memasukkan motornya ke dalam halaman rumah Vaja. Setelah Vain memarkirkan motornya, Ia mematikan mesin motornya dan melepas helm nya, lalu membawa tas nya dan turun dari motornya. Ia menunggu sangat tuan rumah selesai melepas helm yang ada di kepalanya, berdiri dengan wajah datarnya. Setelah Vaja selesai melepas helm nya, ia menaruh helm nya di motor Vain dan Menggandeng Vain, lalu berjalan menuju pintu masuk.

Vaja membuka pintu rumahnya dan langsung masuk tanpa melepas sepatunya. Vain mengikuti langkah Vaja menuju ruang tengah, menghampiri ibu Vaja yang sedang memainkan handphone nya.

"Mah" sapa Vaja

"Eh, astaga. Mama kira siapa, sini duduk. Zaydan mau nginep disini ya? " tanya Mama

"Iya, ma. Aku nginep, gapapa kan? " jawab Vain dengan sedikit tersenyum

"Gapapa lah, biar Chaya ada temennya. Kasian dia dirumah sendiri. Kakaknya pada pacaran semua"

Vain terkekeh pelan, dan menjawab "iya, biar Aku temenin ma"

"Kamu udah makan, Zay? " tanya mama

"Udah ma" jawab Vain

"BOONG MAHH! Dia belum makan, jam istirahat doang, pulang sekolah langsung ke rumahnya terus langsung kesini" ucap Vaja dengan sedikit kesal

"Nah loh, yang mana yang bener ini"

"Zay! "

"Chay! Yang bener chay mahh! "

"Udah lah, yang bener, dua duanya makan aja. Mama ada masak ayam"

"YESS!!! " Ucap Vaja semangat

"Kamu aja yang makan kalau gitu, Aku masih kenyang"

"Kenyang makan apa kamu? "

"Makan omongan mama tadi" jawab Vain lalu terkekeh pelan

"Ah elah. Ga ada, tetep makan, Aku gamau tau"

"Gausah, kamu aja yang makan, Aku masih kenyang, beneran deh"

"Ngga, kamu tetep makan, sedikit aja, ya? " mau tidak mau Vain mengangguk

"Tapi nanti kamu suapin ya? " Vaja mengangguk, mengiyakan keinginan wanita kesayangannya itu

"Yaudah, kamu ke kamar duluan aja, aku ambil makan dulu"

"Mah, Zay ke kamar dulu ya? "

"Iya, gihh. Istirahat ya, Zay" Vain mengangguk, mengambil tas berisi barang barangnya, membawa tas ransel Vaja dan berjalan menuju kamar Vaja yang ada di lantai 2

Saat sudah berada di dalam kamar kekasihnya itu, ia merebahkan dirinya di atas kasur yang ada di kamar itu, ntah kenapa, Vain merasa sangat lelah akhir akhir ini, ia hanya ingin istirahat, ia hanya ingin tidur nyenyak, ia hanya ingin di sayang.

Ceklekkkk

"Sayang? Ayo mam dulu" ucap Vaja yang sedang memasuki kamar itu

"Aku masih kenyang, kenyang banget. Kamu aja yang makan"

"Jangan gituu ah! Ayo makan"

"Jangan paksa aku, please? Aku lagi cape"

"Yaudah, iya. Kamu istirahat ya, bobo gihh" Vain hanya menganggukkan kepalanya untuk menanggapi ucapan Vaja

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang