Naruto duduk dengan mata menyipit, kedua tangannya saling terkait. Sesekali Naruto akan misu-misu, otaknya tidak bisa menemukan alasan mengapa perilaku Sasuke teman satu timnya itu berubah.
Jelas saja seingat Naruto apa yang mereka lakukan selama ini hanya bertengkar, sebenarnya Naruto yang selalu mencari masalah dengan Sasuke. Bagaimana pun, Naruto selalu merasa kalau Sasuke terkadang mengejeknya.
Dia tahu itu, dari wajah kaku datarnya. Jika dirinya sedang sial, atau kalah dari Sasuke, ujung bibir pemuda itu pasti akan selalu tertarik keatas. Jangan kira bahwa Naruto tidak menyadari itu.
Mata Sasuke selalu mengejek, dan di tambah dengan senyum yang tampak membanggakan diri sendiri dan seperti berkata padanya, ‘Heh, Ushuratonkachi.’
Naruto terbiasa melihat ekspresi wajah orang lain sejak kecil, bagaimanapun Naruto lahir di konoha, dan besar disini walaupun tanpa keluarga, dia memang tidak tahu alasan warga konoha membenci dirinya.
Tapi apapun itu, dia tidak pernah menemukan Tatapan seperti itu dari teman-teman dan orang-orang yang sudah menerima keberadaannya, terutama di mata Sasuke.
Meskipun setelah masuk akademi, dan dirinya berhenti membuat onar dengan bermain bersama dengan cat dan kuas, hidupnya jika tidak bersama dengan Shikamaru, Kiba dan Choji atau mencoba mendekati Sakura, berbuat nakal sampai Guru Iruka menghukumnya, itu pasti diisi dengan pertengkaran kecil dengan Sasuke.
Dia tidak tahu kenapa orang seperti Sasuke yang jarang berbicara dengan anak-anak lain dan hanya merespon jika diajak bicara lebih dulu, selalu mencoba membuatnya marah dalam segala hal.
Dan sekarang Orang yang selalu membuatnya kesal itu justru bertingkah aneh tiga hari ini. Jadi dia masih terus memikirkan apa penyebabnya, mungkin saja kepala Sasuke terbentur sehingga menggeser isi otaknya.
“Kenapa menatap aku seperti itu? Hm...” gawat Naruto ketahuan seperti seseorang yang ketahuan sedang mengintip saja. Dia merasa lebih baik menggali lubang untuk bersembunyi sekarang.
“Apa kau sudah sadar kalau aku tampan?” Sasuke bertanya lagi dengan nada penuh kebanggaan jelas dia adalah Produk Uchiha terakhir.
Naruto yang tadinya berpikir untuk menggali lubang persembunyian kemudian membatalkan niatnya. Sekarang dia Berharap sebuah palu atau benda keras lainnya muncul di depannya agar dia bisa memukul kepala Sasuke.
“Dasar Narsis, aku jelas lebih tampan darimu... Humbt...” Setelah mengatakan itu, Naruto menolehkan wajahnya kearah lain.
“Siapa warga di desa yang pernah mengatakan kamu Tampan?” Sasuke bertanya, kemudian terkekeh menahan tawa.
Sial, dia sudah tidak Uchiha lagi.
Oke, Naruto menerima kekalahan. Dia sudah di skakmat, dia akui bahwa memang hingga sekarang belum ada yang mengatakan bahwa dirinya tampan, Dia lebih sering mendengar orang mengatakan bahwa dia Baka.
Tidak, tunggu ada satu orang,. Naruto kemudian menjadi cengar-cengir lalu terkekeh akhirnya dia mengambil posisi kebanggaannya dengan satu tangan di dadanya, dan berkata:
“Ada... Wajahku selalu memicu penyakit Hinata.... Secara tidak langsung itu menyatakan ketampananku di matanya... Sampai dia bisa demam...Hehehe...”
Puk!
Naruto menyentuh kepalanya, mengusapnya lalu menatap tajam ke arah Sasuke, ‘Kenapa sih orang ini? Sakit tahu, ajak berantem ayo sini.’
“Kenapa kau memukul kepalaku, Teme-Baka!” dia berteriak pada Sasuke.
Sasuke tidak suka ketika Naruto membahas tentang gadis Hyuga itu, tapi untung saja Naruto orang yang tidak peka. Jadi dia tidak tahu alasan gadis Hyuga itu bisa selalu pingsan ketika jarak Naruto terlalu dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAHIRAN KEMBALI UNTUK MENGIKAT MATAHARI ☑️
FanfictionKARAKTER BUKAN MILIK SAYA PEMILIK ASLI KARAKTER ADALAH MASASHI KISHIMOTO SUMBER GAMBAR: PINTEREST Ringkaaan: Tujuan Naruto hanya ingin membawa Sasuke kembali, tapi Sasuke mengira bahwa Naruto datang untuk membunuhnya sama seperti Shinobi lain. Kemu...