KELAHIRAN KEMBALI UNTUK MENGIKAT MATAHARI ☑️

Bab 19- Misi Baru

Nama karakter tetap dari anime Naruto hanya saja untuk misi saya buat sendiri jadi sepertinya gak ada di anime juga di movie.

Tim tujuh berkumpul di depan pintu gerbang Konoha, Kemarin mereka di panggil menghadap hokage kelima untuk membicarakan tentang misi yang akan mereka jalankan.

Klien mereka adalah keluarga bangsawan dari negeri yang jauh, yang kebetulan lewat di desa Konoha dan meminta bantuan agar dikawal sampai ke tujuan, jadi tugas mereka adalah menjaga keluarga tersebut.

Keluarga itu memiliki sepasang anak kembar yang mana seorang dari mereka adalah pewaris, dan yang satunya lagi adalah seorang putri. Tugas mereka kali ini merupakan misi gabungan diantara Tim Kakashi dan juga Tim Kurenai.

Sebenarnya tim awal adalah Tim Azuma tetapi hokage kelima membatalkannya, mengingat Tim mereka baru saja pulang dari negeri yang jauh sehingga Tsunade memberikan  libur untuk mereka.

Tim Guy juga masih berada dalam misi sehingga yang sedang kosong hanya Tim Kakashi dan Kurenai saja. Naruto tentu saja senang karena mendapatkan misi ini, dia sudah bosan berada di Konoha  saja.

Lagi pula Naruto sekalian balas dendam pada Pak tua Jiraiya karena sudah tidak menemui dirinya saat sudah kembali. Biarkan dia yang mencari  dirinya lagi untuk membantunya mencari referensi untuk tulisannya.

“Yosh! Aku siap Dattebayo...” Naruto berteriak dengan semangat.

Puk!

“Diamlah, baka! Kau sangat berisik tahu,” Kesal Sakura yang baru saja memukul kepala Naruto.

Hinata dengan wajah memerah masih menundukkan kepalanya dan bertanya malu-malu pada Naruto, “Na-Naruto-kun, apa kau baik-baik saja?”

“Aku baik-baik saja Hinata, jangan khawatir...” Naruto tersenyum lebar dan tanpa sadar tangannya terangkat menepuk puncak kepala Hinata.

Blush!

Blush!

Pasokan udara Hinata mulai menipis dan jantungnya tidak terkontrol, wajahnya menjadi lebih merah dan tubuhnya mulai melemah, hendak pingsan tetapi untungnya Sakura dengan sigap menjauhkan Hinata dari Naruto.

Naruto yang melihat itu membuat alisnya berkedut, tidak memahami situasi yang sedang terjadi. Kedua anak kembar keluarga bangsawan itu mengamati para shinobi yang berada di luar kereta mereka.

“Apakah mereka bisa di percaya, kakak?” sang putri itu bertanya dengan berbisik pada sang kakak, yang lahir 5 menit lebih awal darinya.

“Tidak tahu, jangan tanya aku  Shion.”

“Humbt... Menyebabkan”

Putri Shion melihat Naruto lagi, baginya anak ini konyol dan tidak bisa berbuat apa-apa, wajahnya juga tampak bodoh dari pada pelayannya. Kemudian dia juga melihat Shinobi lain, anak dengan wajah kaku dan penampilan keren tapi wajah masam.

Pandangan laki-laki itu hanya mengarah pada Naruto si anak konyol yang sekarang sedang bergurau dengan seorang Shinobi lain dengan anak anjing di atas kepalanya.

Putri Shion terkejut dan matanya membulat, tatapan mata itu sama seperti tatapan milik Ayahnya jika tidak sengaja melihat ibunya mengobrol dengan  Bangsawan lain, yang singgah di rumah mereka untuk membahas pekerjaan. Atau ketika ibunya sedang tertawa dengan para pelayan mereka.

‘Dia pasti kepanasan, hehehe...’ Putri Shion membatin.

sang kakak yang mulai jengah dengan tindakan adeknya dari tadi akhirnya bertanya: “Apa yang kau tertawakan?”