Bab 26|| Ajakan

5.4K 663 30
                                    

Enam anak remaja awal itu berjalan di depan guru mereka. Posisinya jelas, Sasuke tidak akan membiarkan Naruto berjalan berdampingan dengan siapapun.

Dia menarik Naruto lebih dulu sebelum guru Kurenai membagi kelompok mereka kagi, Hinata bersama dengan Sakura sementara Kiba bersama dengan Shino.

Akamaru jelas menjadi pemimpin mereka.

Perjalanan pulang rasanya jadi lebih cepat dari pada sebelumnya, juga mereka tidak mendapatkan gangguan dari bandit jalan.

Sakura melihat  Sasuke bersama dengan Naruto jadi dia tidak terlalu banyak mengeluh, dia tahu bahwa keduanya adalah rival dan juga teman satu tim yang baik.

Dia kemudian melirik Hinata, dia menyadari bahwa Pandangan Hinata tidak lepas dari Naruto, gadis itu masih dengan malu-malu seperti biasa.

“Aku bisa membantumu dekat dengan Naruto.” Ucapan Sakura membuat Hinata terkejut sehingga wajahnya jadi memerah.

“Tidak apa, sakura.” Hinata mencoba untuk menolak, dia sadar kalau dirinya itu pemalu dan kelemahan terbesarnya adalah wajah Naruto.

“Aku serius, aku tahu Naruto bodoh tapi kadang dia juga perhatian padamu,” wajah Hinata semakin memerah.

Kiba yang berjalan tidak jauh dari keduanya langsung heboh, “Guru aku rasa kita perlu istirahat, Hinata sepertinya tidak baik.”

“Aku tidak apa, Kiba.”

Hinata menggelengkan kepalanya, pandangannya pada Naruto dia alihkan ketempat lain karena Naruto sudah ikut melirik dirinya dengan bingung, seperti ingin ikut bertanya, “Ada apa?”

Hinata kan tidak kuat jika sudah berkaitan dengan Naruto.

Di samping Naruto, Sasuke menunduk dan mengepalkan tangannya dengan kesal. Apa yang bisa dia lakukan ketika usia tubuhnya masihlah sekitar 13 tahun.

Dia belum memiliki hak untuk benar-benar mengatur apa yang harus di lakukan oleh Naruto. Di tambah pada usia ini, anak itu belum pekah. Sasuke penasaran, pada momen mana dalam hidup Naruto yang membuatnya menyadari perasaan itu.

Jadi yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah merangkul Naruto dan memaksanya untuk berjalan lebih cepat dari temannya yang lain.

“Teme, apa yang kau lakukan?” Naruto bertanya, dia sedikit tidak nyaman karena Sasuke yang terus saja memaksanya sejak pagi tadi.

Tidak lihat, aku sedang mengajakmu agar Jalan cepat. Apa mau aku gendong?” Tubuh Naruto menggigil ketika mendengar bisikan Sasuke yang terlalu dekat di telinganya.

“Berhenti bertingkah aneh, Teme. Kenapa aku harus di gedong? Apa kau pikir aku
Tidak punya kaki?” Naruto kesal, dia ingin lepas dari Sasuke.

Naruto adalah anak yang bebas, dia tidak terbiasa seperti ini. Dan lagi pula kenapa juga Sasuke seperti suka sekali mengganggunya, dan Naruto rasa itu sudah sedikit mirip Kiba.

Ingin merajuk, hmm...” Sasuke masih berbisik, kadang dia tersenyum meksipun itu sangat tipis sampai orang tidak akan menyadarinya.

Tangan Naruto terangkat, dia menyentuh wajah Sasuke dan berusaha untuk menjauhkan wajah Sasuke darinya, “Pergi sama, kau terlalu dekat Baka

Di samping mereka Sakura mengernyit dan menghela napas melihat keduanya, “Shannaro, mereka bertengkar lagi.”

Didalam mata Sakura apa yang dia lihat dari Sasuke dan Naruto adalah sebuah pertengkaran biasa.  Dimana semuanya dia arahkan kepada Naruto yang pasti membuat Sasuke risih dengan tingkah bodohnya.

KELAHIRAN KEMBALI UNTUK MENGIKAT MATAHARI ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang