Bab 25||Humbt

5.7K 642 12
                                    

Mereka tinggal kurang lebih tiga hari lamanya, sebelum kembali ke Konoha. Kondisi Hinata sudah membaik, demamnya sudah turun. Dan dia juga sudah bisa berjalan sendiri.

Naruto merawatnya seharian penuh kemudian dua hari belakangan dilakukan oleh Sakura, atas perintah Guru Kakashi. Pria bermasker hitam itu menyadari bahwa demam Hinata tidak membaik jika Naruto terus berada di sekitarnya.

Panas Hinata tidak turun, justru naik terus. Jika dia adalah balon dia pasti sudah meledak karena kelebihan angin. Jadi dia memutuskan untuk menyerahkan Hinata kepada Sakura.

Huh, padahal aku ingin bersama Sasuke-kun...” inner Sakura melakukan protes secara tidak langsung pada Kakashi yang sudah berjalan menjauh darinya.

Ditangannya ada dua mangkok berisi obat yang sudah dia racik.

Sakura berjalan sedikit malas menuju ke kamar tempat Hinata istirahat, sudah waktunya untuk minum obat. Dia juga tidak lupa untuk memberikan obat oles pada Naruto, untuk diberikan kepada Sasuke.

“Kenapa harus aku, dattebayo?” Naruto dengan bibir cemberut dan mata yang menyipit menatap kearah mangkuk pemberian Sakura.

“Lakukan saja, itu perintah  Guru kakashi.” Jawab Sakura. Dia tidak membuang waktu lama berada di depan kamar tempat Sasuke beristirahat.

“Ck, kenapa aku harus menjaga teme? diakan sudah sembuh...” Naruto berbicara pelan agar tidak ada yang mendengarnya.

Naruto bingung, kenapa semua orang bisa tertipu oleh wajah datar menyebalkan milik sasuke? Dia juga berpikir kalau Guru kakashi sepertinya terlalu pilih kasih.

Dia seperti terlalu memihak Sasuke....

Huh, sepertinya aku sudah terlalu banyak mengeluh belakangan ini...” pikir Naruto, kemudian dia menutup pintu lalu segera meletakkan mangkok pemberian Sakura tadi sedikit jauh dari kasur.

Naruto memperhatikan Sasuke yang masih tidur, dia tidak tahu harus berkata apa. Sasuke versi tidur jauh lebih enak di pandang dari pada  versi bangun yang menyebalkan.

Uh, sepertinya aku mulai tidak mengerti dirimu, ya kau tahu aku terkadang menganggap mu temanku, tapi kau juga berperan sebagai rivalku...”

“Aku juga tidak tahu apa yang Sakura-chan lihat darimu, aku tahu kau hebat tapi hei ayolah, aku juga tidak kalah tampan tahu...”

“Huh, dasar ayam...”

“Berhenti mengumpat di depanku, Dobe...” suara Sasuke secara otomatis membuat Naruto melonjak karena kaget.

Sasuke membuka matanya, kemudian perlahan senyum lembut muncul di wajahnya. Hal tersebut  semakin membuat bulu kuduk Naruto tiba-tiba merinding, “Berhenti tersenyum seperti itu, tidak cocok dengan wajahmu.”

“...”

Dasar tidak peka!

Wajah Sasuke kembali seperti semula, datar. Dia kan berharap mendapatkan sesuatu dari Naruto, ucapan selamat pagi dengan senyumnya yang cerah misalnya.

“Cepat bangun, mandi lalu biarkan aku mengecek lukamu untuk memastikan ”

“Tidak, akan aku lakukan sendiri...”

Naruto mengernyit, menatap curiga pada Sasuke. Sejak kemarin Sasuke tidak pernah membiarkan Naruto menyentuh atau memeriksa lukanya, dia kan juga penasaran. 

Sasuke berpura-pura sakit atau memang ada sesuatu yang disembunyikan rivalnya ini? Mengingat ketika Naruto yang memiliki niat untuk peduli pada kondisi Sasuke, anak laki-laki itu pasti ingin menjaga jarak.

KELAHIRAN KEMBALI UNTUK MENGIKAT MATAHARI ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang