Setelah berhasil melawan para bandit, mereka memutuskan untuk mencari tempat peristirahatan karena hari sudah akan menjelang malam. Perjalanan mereka berhenti di sebuah desa yang akan mereka singgahi untuk beristirahat.
Penginapan tersebut terdiri dari empat kamar tidur, Satu kamar yang luas untuk pasangan suami istri tersebut, satu kamar lainnya untuk Shion dan dua kunoichi serta Kurenai, kamar lainnya diisi oleh Kimimaru dan Kakashi serta dua shinobi lainnya, Terakhir yang tersisa untuk dua shinobi lainnya karena ukuran kamar yang tidak begitu luas.
Karena yang luka agak parah adalah Sasuke, jadi kamar terakhir di isi olehnya. Luka di punggungnya tidak dalam tapi tetap saja dia harus banyak istirahat untuk memulihkan staminanya. Dan Naruto sebagai teman satu timnya di perintahkan oleh Kakashi untuk menjaga Sasuke.
Tidak mungkinkan, Kakashi meminta bantuan Sakura. Walaupun dia sendiri juga tidak yakin pada Naruto karena anak itu suka berulah, tapi tidak ada cara lain. Kakashi melihat bahwa Sasuke cukup dekat dengan Naruto, sehingga itu membuatnya tidak akan terlalu khawatir.
“Teme, bagaimana kau akan tidur? Punggungnya sedang luka, apa kau bisa berbaring?” Naruto bertanya setelah memapah Sasuke masuk kedalam kamar penginapan.
“Akan aku coba,” kata Sasuke.
“Apa kau yakin? Itu baru di perban loh, nanti lukanya terbuka lagi.”
Sasuke melirik Naruto lalu tersenyum lembut, “Jangan khawatir aku baik-baik saja.”
Naruto tidak yakin dengan ucapan Sasuke, meskipun dia tidak tahu secara pasti separah apa luka tusukan itu, dia hanya tahu dari Sakura saja kalau luka Sasuke tidak dalam sehingga tidak perlu terlalu khawatir.
Guru kurenai juga Balsem Hinata berperan baik dalam situasi ini, Sakura juga membantu mengurangi rasa sakit Sasuke dengan jutsu medis yang belum lama dia pelajari dari Hokage ke Lima.
“Dobe, kemari... Bantu aku bangun,” Sasuke berucap setelah hening yang cukup lama.
Naruto mendekat, dan membangun Sasuke untuk bangun dari posisi tidurnya, “Ada apa, apakah punggungmu sakit? Haruskah aku memanggil Sakura-chan?”
Wajah Sasuke tertekuk lagi, dia kan sudah mengingatkan Naruto agar tidak memanggil Orang lain dengan tambahan seperti itu, dia sangat tidak suka. Sasuke kemudian menghela napas, “Kamu kapan peka sih? Apa iya, aku benar-benar harus meninggalkan Konoha baru kamu sadar?”
“Teme, kenapa diam? Apakah aku harus memanggil...”
“Tidak perlu, Punggung ku tidak nyaman saat berbaring,” Ucap Sasuke memotong kalimat Naruto.
“Coba angkat tanganmu biar aku bantu membuka pakaianmu, aku sendiri yang akan periksa, Oh benar balsem Hinata, itu sangat berguna ketika aku selesai bertanding di ujian Chunin tahap kedua...” Naruto mengeluarkan Balsem Hinata dari saku jaketnya.
“Tidak perlu, kemari dan berbaring di sampingku...” Kau cepat pulih karena Cakra Kyuubi bukan karena Balsem gadis itu.
Naruto dengan patuh mengikuti perkataan Sasuke, dia ikut berbaring di samping Sasuke. Dia tidak ingin menyulitkan Sasuke mengingat teman satu timnya itu sedang terluka.
“Kemari dan lebih dekat denganku,” Sasuke berkata lagi sambil menepuk tempat kosong di sampingnya.
Naruto tidak banyak berpikir, dia masih menuruti Sasuke. Dia mendekat dan menghapus jarak diantara mereka, kemudian Naruto melotot ketika Sasuke secara tiba-tiba berbaring dan memeluk dirinya, atau lebih tepatnya menindih Naruto.
“H-Hei... A-apa yang kau lakukan, Teme?”Mata Naruto berkedip sambil dirinya menahan namanya karena jaraknya sangat dekat dengan Sasuke.
Sasuke mendongak dan melihat Wajahnya Naruto yang memerah hampir seperti tomat kesukaannya, “Aku tidak bisa berbaring dengan nyaman, jadi biarkan aku tidur seperti ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAHIRAN KEMBALI UNTUK MENGIKAT MATAHARI ☑️
FanfictionKARAKTER BUKAN MILIK SAYA PEMILIK ASLI KARAKTER ADALAH MASASHI KISHIMOTO SUMBER GAMBAR: PINTEREST Ringkaaan: Tujuan Naruto hanya ingin membawa Sasuke kembali, tapi Sasuke mengira bahwa Naruto datang untuk membunuhnya sama seperti Shinobi lain. Kemu...