Chapter 31💀

8.2K 1.1K 59
                                    

Esok hari pun tiba. Adel kini berjalan seorang diri mengelilingi taman. Rasanya ia rindu tempat ini. Dulu, tempat ini selalu menjadi favoritnya sebelum datang masalah bertubi-tubi di kehidupannya.

Adel terduduk di sebuah kursi panjang. Tak ada yang berubah selama ia tak datang kesini. Hanya saja...warnanya lebih terlihat baru.

"Apa kabar" ucap seseorang yang tiba-tiba duduk disamping adel.

Adel tak asing dengan suara itu. Ia menoleh, mendapati muthe yang tersenyum kepadanya.

"baik" jawab adel. Ia tak berniat pergi, ia sudah melupakan muthe, dan mengikhlaskan nya untuk revan. Adel pikir, tak ada gunanya juga ia berharap pada perempuan itu.

"Lama ya, kita gak ketemu" ucap muthe.

"haha.. kamu juga banyak berubah sekarang" lanjutnya.

"Iya, aku berubah karena seseorang. Yaitu kamu the" ucap adel.

"Aku tau, aku cuma mau minta maaf sama kamu" ucap muthe.

"Kenapa? Revan ninggalin kamu ya?" tanya adel tersenyum simpul seraya menggelengkan kepalanya.

"semua akan berbalik the, jangan bangga karena telah meninggalkan seseorang, hingga akhirnya kamu kan yang ditinggalkan?" tanya adel.

Muthe mengangguk. Memang benar. Dua minggu ini ia tidak bertemu dengan Revan. Bahkan Revan sudah memutuskan komunikasi dengannya. Memang, secaya terucap mereka belum putus.

"Aku udah kasih tau kamu waktu dulu, seberapa brengseknya dia. Tapi  kamu kerasa kepala the, kamu tetap milih dia" ucap adel menatap lurus kedepan.

"Aku minta maaf del, aku tau aku salah. Aku baru sadar, kalo Revan sejahat itu. Aku nyesel udah ninggalin kamu demi dia" ucap muthe.

"Simpan penyesalan kamu itu, gak ada gunanya kamu bilang sama aku. Karena aku gak akan pernah kembali sama kamu" ucap adel kemudian bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.

"Seenggaknya kamu terima ucapan maaf aku del" ucap muthe sedikit berteriak, yang mempu menghentikan langkah adel.

"Aku cape dihantui rasa bersalah sama kamu. Iya memang aku bodoh, aku cewe bego yang udah sia-siain kamu. Aku sadar akan hal itu. Aku berkali-kali hubungin kamu, tapi kamu gak pernah respon. Bahkan kamu ganti nomor dan kamu tutup seluruh akun sosial media kamu. Aku cari-cari kamu hanya untuk minta maaf sama kamu del" jelas muthe panjang lebar.

"Tuhan baik. Akhirnya dia pertemuin aku dan kamu di taman ini. Di tempat pertama kali kita ketemu. Dan sekarang, aku benar-benar minta maaf sama kamu. Setelah itu, kamu mau benci aku, bahkan jauhin aku itu terserah kamu del" ucap muthe, yang kini sudah mengeluarkan cairan bening dari sudut matanya.

Adel memejamkan matanya. Ia tau saat ini muthe tengah menangis. Rasa sesak kembali menghantam dadanya. Dari dulu, adel tidak pernah bisa melihat orang lain menangis, apalagi karenanya.

"Aku maafin kamu, tapi aku gabisa kembali sama kamu the. Jika suatu saat kita bertemu lagi, mungkin itu udah takdir tuhan. Tapi aku berharap, aku gak akan pernah ketemu sama kamu lagi" ucap adel yang langsung berjalan pergi meninggalkan muthe.

Muthe memejamkan matanya, membiarkan air matanya lolos begitu saja. Ia baru menyadari, bawah ternyata cintanya pada adel sedalam ini. Jika waktu bisa diputar, mungkin muthe akan memilih adel saat itu.

Adel menendang kerikil kecil di area taman. Ia berjalan sudah cukup jauh dari tempat tadi. Adel memang sudah memaafkan muthe, tapi sekarang rasa cintanya sudah tidak ada untuk gadis itu.

"T-tolong jangan s-sakitin gue lagi bang, g-gue minta maaf. A-ambil semua, ambil duit gue" ucap seseorang.

Adel menoleh, ia mendapatkan seorang perempuan yang tersungkur di tanah, seraya menyerahkan dompet miliknya pada seorang laki-laki.

call me mommy [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang