Chapter 19💀

8.4K 990 128
                                    

Kathrin terduduk di sebuah kamar, dengan memeluk lututnya sendiri. Ia benar-benar hancur saat ini. Bahkan, puluhan panggilan juga beribu-ribu chat dari marsha tak ia pedulikan.

derttt... derttt....

Ponsel kathrin kembali berdering, dan menampilkan nama adel disana. Namun sayangnya, kathrin sama sekali tak mau menjawab panggilan itu.

"Gimana?" tanya ashel namun marsha menggeleng.

"gak di jawab, gimana ini? gue khawatir sama dia" ucap marsha.

Marsha mengembalikan ponselnya pada adel, yang diterima oleh ashel.

"coba lo inget-inget, kalo kalian lagi marahan, biasanya dia kemana?" tanya ashel.

"Kita gak pernah marahan kaya gini shel, bahkan gue ngerasa sama dia gak lagi marahan. Sebelumnya kita fine-fine aja ko" jelas marsha.

"waktu itu kathrin curhat, katanya ka marsha selingkuh?" tanya adel.

"hah? selingkuh? aku gak pernah selingkuh" ucap marsha.

"katanya, dia liat beberapa panggilan masuk di hp kamu, kalo gak salah namanya azizi. Mungkin dia cemburu gara-gara itu" jelas adel.

"Ini salah paham. Azizi itu cuma temen kerja aku, gak lebih. Lagian kenapa coba dia gak ngomong langsung ke aku?" tanya marsha.

"Dia takut kalo lo malah marah, kan kalian baru aja baikan" jawab ashel.

"ya tapi kan-"

"Udah, gausah introgasi adel terus. Dia mau istirahat dari tadi gak jadi mulu" ucap ashel.

"Maaf, yaudah makasih ya del penjelasannya" ucap marsha yang di angguki adel.

"sana pulang, adel mau istirahat" usir ashel.

"Ih, iya ini juga mau pulang. Bawel banget sih" kesal marsha. Ia pun langsung pergi dari rumah ashel.

"Istirahat di kamar aku aja ya?" Ajak ashel dan adel hanya mengangguk.

•••

"Apa yang sudah kamu lakukan pada reva, revan?" tanya pucho.

"Aku pasang jebakan tikus buat dia pi, aku kesel sama dia. Aku gak tau kalo kejadian ini bakal jadi masalah besar" sesal revan.

"Kamu ini, kalo mau bertindak, bilang dulu sama papi. Ini akibatnya, gara-gara kamu, banyak wartawan yang membicarakan tentang masalah ini. Apalagi pemilik sekolah mengancam akan memenjarakan orang yang telah membuat kerusuhan disana!" cecar pucho.

"Bantu aku pa, tolongin aku. Aku gak mau kalo harus masuk penjara hanya karena kesalahan kecil ini. Tolong secepatnya papa bertindak buat aku" pinta revan.

"Apa kamu bilang? Secepatnya? Apa kamu gak sadar, dengan apa yang kamu buat ini, bisa bikin reputasi kita hancur? jika media tau, bahwa kamu adalah pelakunya, maka akan banyak kerugian yang menimpa kita" ucap pucho.

"Tapi aku matiin semua CCTV di sekolah itu pa, gak mungkin media tau juga soal ini" jelas revan.

"Kamu serius?" Tanya pucho.

"Aku serius, tapi..." Jedanya.

"Tapi apa?" tanya pucho.

"Si Ella, temen si reva itu tau kalo aku pelakunya" ucap revan.

"Dia punya bukti?" tanya pucho namun revan menggeleng.

"Selagi gak ada bukti yang kuat, pihak kepolisian gak akan curiga" ucapnya.

"Tahap pertama, kita harus cepet-cepet singkirin reva. Supaya semua kekayaan keluarga ini jatuh ke tangan kamu. Tangan kita berdua" ucap pucho sambil tersenyum miring.

call me mommy [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang