Ashel melepaskan blazer hitam yang ia pakai. Ia duduk di kursi miliknya, seraya melepas kacamatanya.
Ashel meraih telepon kantor, untuk menelpon salah satu karyawannya.
"Halo, suruh marsha keruangan saya" ucap ashel yang langsung menutup panggilan itu.
Ia mengedarkan pandangannya. Tak lama dari itu, seseorang mengetuk pintu ruangan ashel. Ashel pun langsung mempersilahkan orang itu untuk masuk.
"Kenapa shel?" tanya marsha basa basi. Padahal ia sudah tau kalo ashel memanggilnya untuk mengomelinya.
"Duduk" suruh ashel cukup tegas.
Marsha pun langsung terduduk di hursi depan ashel.
"Jelasin" suruh ashel.
"Gue gatau shel, sumpah. Lo gak percaya sama gue?" tanya marsha.
"Gimana ceritanya lo gatau sha? Gue udah suruh lo ngatur ini semua. Dan jumlah undangan pun dari awal udah dibatasi kan? Yang dateng cuma perusahaan-perusahaan yang diundang aja? Kok bisa perwakilan dari kantor anggara dateng?" tanya ashel.
"Demi shel, gue gatau. Gue juga gatau kenapa tiba-tiba orang itu dateng ke acara kita. Gue sama sekali ga undang" jelas marsha.
"Gue lebih marah, ketika tau kalo mereka juga kerjasama" ucap ashel memijat pelipisnya yang sudah pening.
"Dari awal gue gatau, kalo gue tau perusahaan argata kerjasama sama perusahaan anggara, gue gak akan pernah ambil tender ini" jelas marsha.
"Asal lo tau, kita rugi besar. Dan ini semua akibat kecerobohan lo" ucap ashel menatap marsha sedikit tajam.
"Perusahaan anggara itu licik, dari dulu gue paling menghindari kerjasama sama perusahaan itu. Dan lo malah mengulang kesalahan ini? Apa lo mau tanggung jawab?" tanya ashel.
"Tolong jangan pecat gue" mohon marsha.
"Gue ga akan pecat lo, tapi gue mau lo ambil yang seharusnya jadi hak kita" jawab ashel.
"Gue ganti kerugiannya, berapa?" tanya marsha.
"8 milyar" jawab ashel.
"de-delapan milyar?" kaget marsha meneguk ludahnya dengan susah payah.
"Iya. Lo ga akan mampu sha, karena itu gue minta lo bua ambil uang itu" jelas ashel.
"Tapi gimana caranya shel?" tanya marsha.
"Laporin kasus ini ke polisi" jawab ashel.
•••
Dilorong sekolah, indira tengah berjalan seorang diri. Namun, seseorang memanggil namanya, membuat indira berhenti.
"Dir, gue panggil lo daritadi kok gak nyaut sih?" tanya adel dengan nafas terengah-engah.
Indira ketakutan ketika melihat adel. Ia hendak kembali bejalan, namun adel menahan pergelangan tangannya.
"Jangan ngehindar, gue perlu bicara sama lo" ucap adel.
Kini adel dan indira berada di taman belakang sekolah. Adel mengajak indira untuk mengobrol disana.
"Jujur sama gue dir" ucap adel yang kini duduk berhadapan bersama indira.
"j-jujur tentang apa?" tanya indira sedikit gugup.
"Lo campurin apa ke minuman yang lo kasih ke gue?" tanya adel.
"Aku udah gamau bahas ini del, soal kejadian itu lupain aja" ucap indira hendak berdiri namun lagi-lagi adel menahan pergelangan tangannya, membuat indira kembali terduduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
call me mommy [END]✅
Ficción GeneralGadis yang tersingkirkan dari keluarganya sendiri, membuat dia harus kehilangan semua kekayaannya dan hidup gelandangan. Namun, apa jadinya jika tiba-tiba ada seorang wanita kaya raya yang menyukainya? "can you call me mommy?" "sure" "good girl, i...