Kini marsha dan ashel sudah berada di rumah adel. Menurut adel, ini sedikit merepotkan. Seharusnya ini adalah waktu sendiri untuk beristirahat baginya, namun tiba-tiba marsha dan ashel datang.
"Gini shel, kerjasama kantor kita sama kantor argata kan udah hampir beres. Jadi kita bakal ngadain acara penyelesaian proyek itu. Lo kan CEO di perusahaan, lo wajib hadir dalam acara itu" jelas marsha.
"Konsepnya gimana?" Tanya ashel seraya meminum kopi yang ia buat.
"Semacam pesta sih, dan acara itu bakal di hadirin berbagai perusahaan, tapi yang paling utama yaitu perusahaan yang terkait" jelas marsha.
"Boleh bawa pasangan kan?" Tanya ashel.
"Boleh, ajak aja adel. Gue juga mau ajak kathrin" jawab marsha.
"Yaudah, nanti lo atur aja acaranya. Kalo udah beres, kasih tau gue tempatnya" ucap ashel yang di angguki marsha.
"Inget ya, acaranya malem. Jam 8 dimulai sampe beres" jelas marsha.
"Iya, bawel deh lo. Udah pokonya lo atur aja semuanya. Gue mau terima jadi" ucap ashel.
"Cocot lo enak banget ngomong, duitnya lah mana?" Tanya marsha.
"Lo butuh berapa?" Tanya ashel.
"1M" jawabnya.
"Gampang, nanti gue transfer" jawab ashel.
"Ya mungkin pengeluaran nya gak akan sampe 1M, jadi sisanya buat jajan kathrin boleh kan?" Tanya marsha.
"Ambil aja, kalo kurang minta sama gue" ucap ashel.
"Oke deh, kalo gitu gue pulang dulu" pamitnya.
"Lo pulang naik apa?" Tanya ashel.
"Ya gue bawa mobil kantor lah, tadi kita kesini juga naik itu kan?" Ucap marsha.
"Oh iya, gue lupa" jawab ashel.
Ia pun mengantarkan marsha kedepan pintu, tak lama dari itu marsha pun pergi meninggalkan pekarangan rumah adel.
Ashel menutup pintunya dan tak lupa mengunci pintu tersebut. Ia berjalan kedapur, membereskan bekas minuman dirinya juga marsha.
Ashel mencuci dua gelas itu. Hidup tanpa pembantu seperti disini, ternyata tak seburuk apa yang ia pikir. Tapi tetap saja, jika Ia bisa membayar orang untuk melakukan pekerjaannya, kenapa harus dirinya yang bekerja? Bahkan sepertinya, jika ada orang yang mengantarkan minum saja untuknya, Ia akan memberikan uang tip 100ribu dalam sekali antar.
"Adel udah makan belum ya?" Pikir ashel.
Ia pun pun berjalan menghampiri kulkas, mencari sesuatu yang bisa Ia masak. Tak ada banyak sayuran, karena Ia tau adel tak menyukai itu. Alhasil ashel hanya mengambil kentang, wortel dan koll juga bakso-bakso kecil untuk membuat sup bakso.
Dikamar, Adel baru saja menutup pintu balkonnya. Menyimpan vape nya ke tempat semula.
Adel menyandarkan dirinya di kursi tempat biasa Ia melukis. Sangat membosankan jika mood nya hancur apabila melukis.
"Apa gue udah keterlaluan sama mama?" Tanya Adel pada dirinya sendiri.
"Tapi apa yang mama lakuin ke gue gak sebanding sama apa yang gue rasain selama ini. Selalu di asingkan, dibandingin sama revan. Kapan gue bisa sebahagia dulu?" Lanjutnya.
"ARGHHH!!" Adel menyingkirkan alat lukisannya dengan kasar, hingga barang-barang itu berjatuhan, juga cat-cat basah yang berserakan di lantai.
Ashel yang tadinya hendak masuk pun seketika mematung. Baru kali ini ia melihat Adel marah. Apa yang membuat gadis kesayangan semarah itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
call me mommy [END]✅
Ficção GeralGadis yang tersingkirkan dari keluarganya sendiri, membuat dia harus kehilangan semua kekayaannya dan hidup gelandangan. Namun, apa jadinya jika tiba-tiba ada seorang wanita kaya raya yang menyukainya? "can you call me mommy?" "sure" "good girl, i...