Chapter 3💀

10.6K 1.1K 153
                                    

Adel kini turun dari mobil perempuan yang membawanya. Ia terkagum saat melihat rumah mewah bernuansa emas. Menurutnya rumah ini tak kalah besar dari rumah orang tuanya.

"ayo masuk" ajak perempuan itu sambil merangkul adel, namun dengan cepat adel menjauh.

"Kenapa?" tanya perempuan itu.

"Luka nya kepegang, sakit" jawab adel.

"Oh maaf saya gak sengaja, ayo ikut saya kedalam" ajaknya yang di angguki adel.

Adel masuk ke dalam rumah perempuan itu, ia kagum saat melihat rumah yang sangat besar. Jika sebelumnya adel mengatakan rumah ini tak kalah besar dari rumah orang tuanya, maka sekarang adel sangat mengakui rumah ini jauh lebih besar dari rumah orang tuanya.

Seisi rumah ini banyak di tempati barang-barang berharga dan antik, juga mahal tentunya.

Tek..

Perempuan itu menjentikkan jarinya, membuat adel segera sadar.

"Jangan melamun" ucapnya.

"Gede banget rumahnya mba" ucap adel namun perempuan itu tak menghiraukan nya dan malah tersenyum.

Perempuan itu pergi meninggalkan adel, adel sempat melirik nya, namun ia lebih tertarik melihat koleksi sepatu-sepatu keren yang terpajang disana.

"Gila, ini koleksi apa jualan? Sebanyak-banyaknya sepatu di rumah, perasaan ga setoko kaya gini" gumam adel.

"Mau di obatin disini atau di tempat lain?" tanya perempuan itu yang baru saja datang menghampiri adel.

"Disini aja mba" jawab adel yang di angguki perempuan itu.

Perempuan itu menarik tangan adel, dan membawanya untuk duduk membelakanginya di sofa.

"Buka baju kamu" suruhnya yang di angguki adel.

Adel membuka kancing baju nya, dan melepas seragamnya.

"Gimana saya mau obatin kamu, kalo luka kamu aja ketutupan kaos?" tanya perempuan itu.

"Kaosnya kan gak panjang, lagian cuma bahu kan? Bisa kok di obatin" jawab adel.

"Buka" suruh perempuan itu.

"Gamau" tolak adel.

"Kalo gamau di buka, biar saya yang buka" ucapnya yang langsung membuat adel membuka kaos nya itu.

"Nah udah. Ngobatin aja repot banget" gerutu adel.

Perempuan itu terdiam saat melihat punggung putih milik adel. Ia tertarik, hingga tak sadar mulai mendekatkan wajahnya ke punggung adel. Perempuan itu menghirup aroma tubuh adel dalam-dalam, hingga beberapa detik kemudian adel merasakan hembusan nafas di punggungnya.

"Mba? gak jadi ngobatin?" tanya adel tak merubah posisinya.

"Ah iya, barusan saya liat dulu lukanya" bohong perempuan itu.

"Dingin mba, aga cepetan ya obatin nya" pinta adel yang di angguki perempuan itu.

Perempuan itu membersihkan luka adel, hingga mengobati luka itu dengan obat merah. Ia pun memajukan wajahnya untuk meniup lukanya.

"Tahan ya kalo sakit" ucapnya.

Bukan rasa perih yang adel rasakan saat perempuan itu meniup lukanya, melainkan rasa merinding yang ia dapatkan.

"Gak pernah gue di obatin sampe merinding kaya gini" batin adel.

"Udah cukup mba" ucap adel langsung memakai kembali kaos dan baju seragamnya.

call me mommy [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang