BAB006

19.1K 971 210
                                        

halo hai mentemen, apa kabar nich??

weekendnya ngapain aja nich??

selamat libur 3 hari bagi yang merayakan wkwk😘

sorry baru update lagi yaaa hihi





SELAMAT MEMBACA

Dengan segala paksaan, akhirnya Laya terbujuk oleh Lovata yang memaksanya untuk datang ke rumah perempuan itu karena akan mengadakan acara kumpul bersama katanya. Dan kebetulan sekali Laya memang tengah libur di masa trainingnya, jadi mau tidak mau, Laya terpaksa harus ikut.

Selesai memoles sedikit make up di wajahnya, Laya meraih tas beserta ponselnya lalu berjalan keluar dari rumahnya. Entah Berry sudah bangun atau belum, tapi setahu Laya gadis itu pasti masih bergelut dengan mimpinya.

Benar saja, begitu dirinya keluar dari kamar, keadaan rumah masih gelap dan sepi, itu tandanya teman sekamarnya itu masih terlelap. Laya memutuskan untuk segera pergi sebelum terlambat.

Sembari membenarkan rambutnya, tangan kanannya bergerak membuka pintu, dan betapa terkejutnya di depan pintu ternyata sudah ada seseorang berperawakan tegap yang berdiri dihadapannya.

"Pagi."

"P-pagi, cari siapa, ya?" balas Laya sembari memperhatikan seorang lelaki dihadapannya.

"Berry tinggal disini?"

Laya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, "Kebetulan Berry masih tidur, kalau boleh tau kamu siapanya Berry?"

"Gue cowoknya, jadi gue boleh masuk?"

Karena bingung harus bagaimana, akhirnya Laya menganggukkan kepalanya mengizinkan lelaki itu untuk masuk ke dalam rumah.

Jujur saja Laya sedikit takut melihat penampilannya, sangat urakan. Tidak ingin memikirkan hal itu, Laya terus berjalan untuk memasuki lift.

Tidak sampai tiga puluh menit, mobil yang dirinya tumpangi sudah berhenti di depan gerbang yang menjulang tinggi. Setelah membayar, Laya segera turun dan pintu gerbang langsung dibuka oleh penjaga rumah.

"Terimakasih Pak," ucap Laya kepada penjaga rumah.

Banyak mobil yang berjejer, itu tandanya semuanya sudah datang, Laya juga melihat adanya mobil Liam, berarti lelaki itu juga sudah berada didalam.

"Permisi, maaf aku telat," ucap Laya sedikit kikuk karena melihat mereka tengah asik berbincang.

"La, sini duduk, kamu nggak telat kok," itu adalah suara seorang perempuan cantik yang di pangkuannya ada seorang anak kecil yang begitu tampan.

"Di anterin siapa La? Pacar lo?" tanya Gerald sedikit memulai keributan.

"H-hah? Bukan kok, aku barusan naik grab," jawab Laya seadanya. Pandangannya sedikit teralihkan ke arah Liam yang sedang anteng menyuapi bocah kecil.

"Kirain di anterin pacar," timpal Magnus.

Laya hanya tersenyum menanggapi ucapan Magnus yang terkesan tidak penting menurutnya.

"Gimana training kamu lancar, La?" tanya Lovata seraya memandang wajah Laya.

Mendengar kata training Liam menjadi salah fokus, ia tidak ingin kehilangan informasi, ia penasaran maka dari itu ia akan memasang baik-baik telinganya.

"Lancar, Ta, masa training aku tiga bulan, kalau kinerja aku bagus, aku bisa langsung terbang," jawab Laya sembari memainkan tangan mungil anak balita yang ada di gendongan Lovata.

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang