BAB'013

16.7K 847 174
                                        

HALO GIRLS, APA KABAR SEMUANYA? SEMOGA DALAM KEADAAN SEHAT YA GIRLS GIRSL KUEEE

FOLLOW AKUN IG AKU LINK ADA DI BIO MAKASI!!!

SPAM VOTE & KOMEN BIAR AKU SEMAKIN RAJIN UPDATE!!!!!



HAPPY READING

Liam dan Alfa sudah lebih dulu berada di meja makan, jangan tanyakan dimana Laya, gadis itu masih terlihat canggung hanya karena mimpi buruknya kemarin, ditambah ketika Laya bangun dari tidurnya ternyata gadis itu sedang berada dalam pelukan Liam.

Bagi Liam itu hal yang menyenangkan karena bagaimanapun Laya adalah gadisnya, lalu untuk apa Laya merasa canggung? Itu yang membuat Liam merasa kesal.

"Dad, apakah Mommy tidak akan makan bersama kita?" tanya Alfa sambil meratapi makanan yang sedari tadi hanya bisa dilihat karena Liam melarangnya untuk makan sebelum Laya datang.

"Al akan memanggil Mommy," kata bocah berumur lima tahun itu.

Liam sendiri hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, tatapannya mengikuti arah pandang Alfa yang sedang berjalan menuju kamarnya.

Tidak lama menunggu, akhirnya Laya keluar, tentunya atas paksaan Alfa, Liam yakin akan itu.

"Kenapa orang dewasa sering bertengkar, apa itu hal yang wajib?"

Liam terkekeh mendengar perkataan Alfa, pikirannya sama sekali tidak memperlihatkan jika bocah itu masih berumur lima tahun.

"Apa yang lucu, Dad?"

"Dad akan mengajakmu ke kantor," ucap Liam membuat Laya langsung mengalihkan tatapannya.

"Al harus sekolah," pungkas Laya akhirnya berani mengeluarkan kata-kata.

"Abisin sarapannya terus langsung pergi sekolah, jangan dengerin dia," tunjuk Laya pada Liam.

"Why? He is my Dad," timpal Alfa mampu membuat Liam berdehem pelan karena mendengar jawaban Alfa.

"Al akan ikut bersama Dad, apa Mommy juga mau ikut?" tawar Alfa namun langsung dibalas gelengan kepala oleh sang empu.

"Ganti pakaianmu, kita akan segera berangkat," perintah Liam sambil mengusap pelan puncak kepala Alfa.

Tanpa menolak, bocah itu langsung berlari ke kamar untuk segera mengganti pakaiannya.

"Jangan terlalu di manjain, nanti kebiasaan," ucap Laya menatap Liam kesal.

"Dia anak aku, jadi aku bebas mau manjain dia gimanapun," sahut Liam santai sembari memakan sarapannya.

Liam beranjak dari tempat duduknya, berjalan mengitari meja makan dan sampai di samping Laya, Liam meletakan tangannya di atas meja makan, sedangkan satu tangannya di masukan ke dalam saku celananya, satu kakinya Liam silangkan lalu menatap Laya dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

Baiklah, Laya mencoba membiaskan diri, gadis itu memberanikan menatap Liam yang sedang berdiri di sampingnya dengan gaya keren dan tampangnya yang seperti sedang menantang, ada apa dengan lelaki itu?

"Kenapa liatin aku--"

"Hampir seratus persen, istri manapun selalu peka kalo suaminya mau pergi kerja, dan mereka selalu cek suaminya udah perfect atau belum," sela Liam memotong perkataan Laya membuat gadis itu dibuat bingung.

"Jadi?" Laya menunggu Liam melanjutkan ucapannya karena ia sama sekali tidak mengerti.

Melihat Liam berdecak, Laya semakin tidak mengerti, apa yang sebenarnya lelaki itu inginkan?

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang