HALO GIRLS, APA KABAR SEMUANYA? SEMOGA DALAM KEADAAN SEHAT YA GIRLS GIRSL KUEEE
FOLLOW AKUN IG AKU LINK ADA DI BIO MAKASI!!!
SPAM VOTE & KOMEN BIAR AKU SEMAKIN RAJIN UPDATE!!!!!
HAPPY READING
Terlihat seorang lelaki lengkap dengan pakaian kantornya tengah mengacak rambutnya frustasi. Liam merasa tidak tenang karena Laya sedari pagi terus mendiamkannya. Tentu saja Liam menjadi tidak fokus sekarang karena fokusnya hanya pada Laya sekarang.
Entah bagaimana lagi Liam harus menjelaskan jika yang di dalam foto itu bukan dirinya. Bahkan Liam tidak pernah menyentuh Aurel seujung kuku pun.
Tetapi Laya tidak percaya, gadis itu lebih memercayai foto sialan itu yang entah darimana mendapatkannya.
Ah, sudah pasti Aurel sendiri yang berulah. Liam beranjak dari tempat duduknya lalu kakinya melangkah keluar dari ruangan.
Liam mengabaikan sapaan-sapaan bawahannya dan terus berjalan cepat menuju ruangan Aurel.
Tanpa aba-aba, Liam langsung membuka kasar pintu ruangan Aurel membuat sang empu terlonjak dan langsung berdiri ketika mengetahui Liam datang ke ruangannya.
"Pagi, Liam--"
Plak
Tanpa basa-basi, Liam langsung memberi tamparan pada wajah Aurel. Tidak peduli sekalipun akan bagaimana dengan keadaan perempuan ular itu.
"Maksud kamu tampar aku apa, Liam?" lirih Aurel seraya memegangi pipinya yang berdenyut akibat tamparan.
"Gue akan lebih dari ini, kalo, lo usik Laya lagi!" desis Liam tajam.
"Oh, jadi cewek kamu udah liat foto itu? Bagus deh!" kata Aurel diiringi dengan tawanya.
"Kenapa? Kalian berantem sekarang? Gapapa, 'kan masih ada aku," ujar Aurel membuat Liam benar-benar muak.
"Atau, kamu mau pecat aku? Silakan, tapi aku pastiin perusahaan yang udah kamu bangun bertahun-tahun akan hancur dalam hitungan hari," Entah Aurel sedang mengancam atau apa, yang jelas itu tidak membuat Liam takut.
Liam mengangguk-anggukan kepalanya, apa yang dikatakan Aurel? Menghancurkan perusahaannya? Liam menyunggingkan senyumnya, tidak akan ada yang bisa menghancurkan perusahannya.
Sudah cukup tidak ingin meladeni perempuan gila dihadapannya, Liam membalikan tubuhnya dan keluar dari ruangan Aurel.
"See, lo pasti takut sama ancaman gue, Liam," gumam Aurel tersenyum miring.
•••
"Hubungi Morgan, suruh dia datang ke kantor," pinta Liam kepada Vina, sekretarisnya.
"Baik, Pak," kata Vina kemudian segera menghubungi Morgan, asisten Raka sesuai perintah dari bosnya.
"Kebetulan Pak Morgan sedang mewakili bertemu dengan klien di dekat kantor kita, sekitar sepuluh menit lagi akan tiba," ucap Vina memberi informasi.
Liam hanya menganggukkan kepalanya singkat, lalu menyuruh Vina untuk keluar dari ruangannya menggunakan isyarat tangannya. Liam tidak ingin berinteraksi lama-lama dengan lawan jenis, selain malas, Liam juga tidak ingin membuat Laya semakin marah kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
WILLIAM (COMPLETED)
Teen Fiction18+ Dia, William Kendrick Lazarus, di umurnya yang terbilang cukup muda, memutuskan untuk mengurus perusahaan Laz's company yang didirikan oleh sang ayah, Raka Kendrick Lazarus. __ Kembali kehilangannya membuat William benar-benar frustasi. Dan kare...