BAB'018

14.8K 814 254
                                        

HALO GIRLS, APA KABAR SEMUANYA? SEMOGA DALAM KEADAAN SEHAT YA GIRLS GIRSL KUEEE

KOMEN DONG KALIAN DARI KOTA MANA AJA NICH???

FOLLOW AKUN IG AKU LINK ADA DI BIO MAKASI!!!

SPAM VOTE & KOMEN BIAR AKU SEMAKIN RAJIN UPDATE!!!!!

HAPPY READING












"Oh, jadi ini si bangsat banyak gaya!" ucap Magnus sambil menendang kaki Nick membuat sang empu meringis karena itu sudah tendangan yang kesekian kalinya.

Ya, Gerald berhasil membawa Nick ke markas. Jika Nick dibiarkan bebas, maka kemungkinan besar lelaki itu akan terus membuat masalah.

"Lo kalo mau bikin masalah liat-liat dulu siapa lawannya, tolol!" maki Magnus merasa gemas sendiri ingin cepat-cepat menyiksa Nick yang sudah tidak berdaya.

"Lo pilih deh, mau siapa duluan yang eksekusi badan jelek, lo?" tanya Magnus seolah itu adalah pertanyaan yang biasa.

"Pastinya harus Liam duluan sih, mampus-mampus mata, lo di congkel nanti," celetuk Agrel membuat Magnus mengacungkan jempol tanda sangat setuju.

"Liam jadi ke sini?" tanya Agrel menatap Gerald yang sedari tadi hanya duduk sembari menyesap rokoknya.

"Jadi, lagi di jalan," sahut Gerald kemudian kembali menatap ponselnya.

"Doa dulu, lo, bentar lagi di congkel tuh mata!" sinis Magnus menatap Nick.

"Masih mending Zean gak turun tangan--"

"Gue gak akan lepasin kesempatan buat bunuh manusia jelek--"

"Wih! Lengkap nih, mati lo, Nick tolol!" senyum Magnus merekah ketika melihat kedatangan Liam dan Zean. Kedua lelaki itu saling melempar senyuman sambil membawa senjata masing-masing.

"Tenang aja, lo gak akan mati sekarang," ucap Gerald seraya beranjak dari tempat duduk.

"Mungkin malem ini, lo cuma kehilangan kaki sama tangan, lo aja," lanjut Gerald berucap membuat Nick benar-benar ketakutan sekarang.

"Lo sendiri yang kasih diri, lo secara cuma-cuma," gumam Liam, menatap Nick dengan tatapan tajam dan menusuk.

"Seharusnya, lo tau, Neal mati di tangan kita, dan, itu sama aja, lo akan bernasib sama kayak Kakak sialan, lo," ucap Gerald santai.

"Udah lah, langsung aja, tangan gue udah gatel!" seru Magnus sembari menggerak-gerakkan tangannya.

"Dimana cewek, lo?" tanya Liam sambil berjongkok menyamakan tingginya dengan Nick.

"G-gue gak akan kasih tau--"

Ctar!

"Simple aja kalo, lo gak mau ngasih tau," gumam Agrel setelah memecut tembok dengan cambuk yang sedari tadi sudah ada di tangannya.

"Tenang aja kali, gak bakal gue perkosa juga cewek, lo," sahut Magnus sambil terkekeh.

"Soalnya udah pasti itu bekas, lo, gue gak suka barang bekas," lanjut Magnus berucap membuat Nick hanya bisa menahan amarahnya.

"Sekali lagi gue tanya, dimana cewek, lo?" Liam mengulangi pertanyaannya.

"Buat apa, lo nanya keberadaan cewek gue?" tanya Nick dengan suara pelannya karena keadaannya benar-benar mengenaskan.

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang