BAB'027

13.6K 740 339
                                        

halo everyone gimana kabar kalian nich?

ada yang nunggu william update???

mari kita bertempur dengan liam dan laya guys wkwk

JANGAN LUPA SEBELUM BACA FOLLOW AKUN AKU deehl17 thankyou😘

AKU TUNGGU SPAM VOTE & KOMEN!!!

SILENT RIDERS GAK USAH BACA!!!!!










HAPPY READING


Liam tidak bisa menahan senyumnya ketika dengan lantang gadisnya berbicara kepada Ayahnya. Meski Raka tidak bereaksi apapun, tetapi Liam tidak peduli, yang penting Laya benar-benar mencintainya dan takut kehilangannya.

"Aku tau kamu gak mungkin ninggalin aku," ucap Liam sembari menatap Laya yang sedang fokus menata dokumen miliknya yang berserakan di meja.

"Dua remaja tinggal satu atap gak mungkin gak ada perasaan satu sama lain," pungkas Laya tanpa menoleh ke arah Liam.

"Kamu yang gengsi--"

"Iya, aku emang gengsi," sela Laya mengakui membuat Liam kembali tersenyum gemas.

Saat ini Laya masih berada di rumahnya, tentu saja terus di buntuti oleh Liam. Laya sendiri tidak bisa menolak karena tidak ada lagi alasan yang masuk akal.

"Tapi aku gak pernah gengsi buat ngakuin kesalahan," lanjut Laya berucap.

Tentu saja meskipun Laya tidak sedang menyinggung, Liam tetap merasa tersinggung. Lelaki itu mendekat ke arah Laya, lalu menjatuhkan kepalanya di pundak gadisnya, sedangkan kedua tangannya memeluk erat perut Laya.

"Kita gak akan putus, tapi aku mau minta waktu sendiri," ucap Laya masih bersikukuh dengan keputusannya.

"Buat apa? Aku gak akan biarin kamu hadapi masalah ini sendiri," bisik Liam sembari semakin mengeratkan pelukannya.

"Ayo minum--"

"Minum ap--"

"Alkohol--"

"Bangsat! Gue gak izinin!" sentak Liam berucap sembari melepas pelukannya.

"Jangan macem-macem, Alaya!" gertak Liam pelan lalu membalikan posisi tubuh Laya menjadi berhadapan dengannya.

"Kalo aku mabuk ada kamu di sisi aku, aku gak perlu takut," ucap Laya pelan seraya menatap netra hitam pekat kekasihnya.

"Denger... Aku tau ini berat buat kamu, masih ada aku, kamu gak sendirian, sayang.." Nada bicaranya terdengar begitu pelan nan menenangkan. Sapuan halus pada pipinya membuat Laya reflek memejamkan kedua matanya.

"Setelah kamu tau keluarga aku yang nyaris hancurin Ayah kamu, tapi kenapa kamu gak benci sama aku?"

Melihat tatapan Laya yang mulai berkaca-kaca, lantas Liam duduk di atas ranjang lalu menarik tubuh Laya agar duduk di pangkuannya.

"Gak ada alasan apapun buat aku benci sama kamu," sahut Liam lembut seraya menggesekkan hidung mancungnya pada jenjang leher gadisnya.

"Kami baik, Ayah kamu pasti kecewa setelah kamu suka sama orang yang salah--"

"Shut up, babe.. Gak ada yang salah sama diri kamu--"

Liam tidak bisa melanjutkan ucapannya ketika tanpa aba-aba bibirnya di bungkam oleh bibir Laya. Entah apa yang membuat gadis itu mempunyai keberanian yang begitu besar, yang pasti Liam sangat menyukai aksi gadisnya.

WILLIAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang